Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/05/2021, 11:02 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Israel bisa dibilang sebagai negara yang paling sering dilanda perang. Selain berkonflik dengan Palestina, Israel juga memiliki riwayat permusuhan dengan negara-negara tetangganya di kawasan Timur Tengah.

Akar konflik di kawasan itu memiliki sejarah panjang. Israel didirikan pada 14 Mei 1948 di atas wilayah yang saat ini disebut sebagai Palestina setelah Inggris hengkang dari wilayah tersebut.

Sebagaimana negara yang selalu rentan dengan konflik, bagaimana dengan kondisi ekonomi Israel?

Israel merupakan negara di kawasan Timur Tengah yang industrinya, terutama industri manufaktur, relatif paling maju sejak 1970-an, saat negara-negara Arab masih mengandalkan sumber uang dari minyak.

Baca juga: Mahalnya Iron Dome, Teknologi Israel Penghalau Roket Hamas

Dikutip dari laman resmi Kementerian Luar Negeri Israel, kemajuan industri di negara itu tak lepas dari banyaknya tenaga ahli yang melakukan eksodus dari negara-negara Eropa selama pecah Perang Dunia II untuk menghindari persekusi. 

Hingga tahun 1970-an, industri-industri yang sudah berkembang pesat di Israel antara lain pupuk, pestisida, farmasi, bahan kimia, plastik, dan logam berat.

Pada tahun 2008, negara itu sudah memiliki industri manufaktur dengan jumlah pekerja mancapai 384.000 orang yang sebagian besar merupakan pekerja terampil.

Dengan keterbatasan wilayah, pada tahun 2008, Israel sudah memiliki 11.000 pabrik yang menghasilkan 58 miliar dollar AS, dan separuhnya di ekspor ke seluruh dunia.

Baca juga: Dari Mana Hamas Mendapatkan Uang?

Bahkan selain industri manufaktur, sektor pertanian di Israel adalah termasuk yang paling maju di dunia dengan produktivitas lahan yang sangat tinggi karena memanfaatkan teknologi tinggi. 

Israel adalah salah satu negara pengekspor alat-alat pertanian dan peternakan canggih terbesar secara global.

Perusahaan teknologi

Israel juga merupakan negara di mana perusahaan-perusahaan teknologi tumbuh sangat subur. Pada tahun 1980-an, banyak orang yang bekerja di Silicon Valley bermigrasi ke Israel.

Meski telah tinggal di Israel, para warga Yahudi ini mendirikan pusat-pusat penelitian dan pengembangan untuk perusahaan-perusahaan teknologi AS, seperti Microsoft, IBM, dan Intel.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com