Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pabrik Schneider Electric Gunakan 100 Persen Energi Terbarukan pada 2025

Kompas.com - 29/07/2022, 15:01 WIB
Alek Kurniawan,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Keberlanjutan atau sustainability menjadi hal penting yang harus dicapai oleh semua pihak, tak terkecuali perusahaan di berbagai sektor industri. Terlebih, hampir semua negara di dunia berkomitmen untuk menurunkan emisi karbon dioksida dalam beberapa tahun mendatang.

Salah satu perusahaan yang berfokus pada transformasi digital, Schneider Electric, bahkan memiliki beberapa strategi khusus untuk menerapkan praktik sustainability. Upaya ini dilakukan untuk mendukung pencapaian emisi nol bersih, pelestarian keanekaragaman hayati (biodiversity), dan pemberdayaan komunitas lokal.

Melalui pabrik pintarnya di Cikarang, Schneider Electric menargetkan netralitas karbon pada 2025 dengan pemanfaatan 100 persen energi terbarukan sebagai sumber energi listrik.

Baca juga: Wujudkan Net Zero Operations, Sustainability Harus Jadi Prioritas Industri

Perusahaan asal Prancis itu juga menerapkan green supply chain, seperti mengurangi air freight ratio pada sektor logistik serta merealisasikan program reduce, reuse, recycle (3R) di sektor kemasan produk sehingga dapat mencapai zero waste dalam pengelolaan sampah.

Business Vice President Sustainability Schneider Electric Indonesia and Timor Leste Astri Ramayanti Dharmawan mengatakan, pabrik Schneider Electric di Cikarang telah melakukan berbagai upaya transformasi digital sejak 2017. Salah satunya, melalui penerapan teknologi automasi dengan solusi EcoStruxure untuk produktivitas dan efisiensi operasionalnya.

“Schneider Electric memiliki misi untuk menjadi mitra digital dalam hal sustainability dan efisiensi bagi industri,” ujar Astri dalam rilis tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (28/7/2022).

Baca juga: Pemerintah Indonesia dan Prancis Berkolaborasi untuk Tingkatkan Kualitas Pendidikan SMK

Salah satu komitmen sustainability di Indonesia, lanjutnya, tecermin pada pabrik pintar Schneider Electric di Cikarang yang dapat menciptakan harmonisasi pengelolaan ekosistem kerja yang lebih sehat, berkualitas, efisien, dan berdampak positif terhadap lingkungan.

“Pabrik pintar Schneider Electric di Cikarang merupakan pabrik engineered-to-order terbesar kami di Asia. Pabrik ini memproduksi rakitan panel dengan spesifikasi khusus untuk berbagai macam produk, mulai dari peralatan listrik bertegangan rendah hingga menengah,” kata Astri.

Salah satu karyawan Schneider Electric menjelaskan tentang seberapa besar daya yang dihasilkan oleh PLTS yang dipasang di pabrik pintar Schneider Electric di Cikarang.DOK. SCHNEIDER ELECTRIC Salah satu karyawan Schneider Electric menjelaskan tentang seberapa besar daya yang dihasilkan oleh PLTS yang dipasang di pabrik pintar Schneider Electric di Cikarang.

Pemanfaatan tenaga surya

Sebagai informasi, pabrik pintar Schneider Electric terletak di kawasan industri East Jakarta Industrial Park (EJIP) dengan luas area mencapai 33.000 meter persegi.

Saat ini, pabrik Schneider Electric di Cikarang mempekerjakan total 800 karyawan dan memiliki sertifikasi berdasarkan standar nasional dan internasional yang mencakup ISO 9001, ISO 14001, ISO 45001, ISO 50001, dan SMK3.

Plant Director Schneider Electric Cikarang Joko Sutopo mengatakan, pabrik pintar tersebut menggabungkan sistem automasi industri dan pemanfaatan energi terbarukan yang dapat meningkatkan visibilitas dan koordinasi antar-operator, serta meningkatkan efisiensi energi hingga 15 persen.

Baca juga: Tantangan Penerapan Edge Computing dan Strategi Perusahaan dalam Transisi Digital

Tidak hanya itu, Schneider Electric Cikarang juga telah menerapkan energi terbarukan dengan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang menghasilkan daya hingga 228 megawatt per hour (MWh) per tahun.

“Pabrik pintar kami juga telah mengurangi emisi karbon hingga 181 ton karbon dioksida per tahun atau setara dengan menanam 900 pohon per tahun,” ujar Joko.

Lebih dari 20 persendari konsumsi energi bulanan di pabrik saat ini, lanjutnya, dihasilkan dari tenaga surya dan ditargetkan dapat mencapai 100 persen energi terbarukan pada 2025.

“Prinsip electricity 4.0 yang menggabungkan teknologi digital dengan elektrifikasi dari sumber energi bersih merupakan kunci penting dalam mendukung kesuksesan pencapaian target sustainability,” jelas Joko.

Baca juga: Membangun Metaverse secara Berkelanjutan dengan Edge Computing

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com