JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank mendapatkan mandat dari Kementerian Keuangan untuk mendorong pertumbuhan ekspor Indonesia khususnya UMKM melalui Pembiayaan Ekspor Nasional dalam bentuk pembiayaan, penjaminan, asuransi dan jasa konsultasi.
Ketua Dewan Direktur & Direktur Eksekutir LPEI Rijani Tirtoso mengatakan, dalam menjalankan mandat tersebut pihaknya bukan lagi bekerja secara direct tapi juga ingin menjadi fasilitator, agrigator, hingga akselerator.
"Kita ini merupakan Special Mission Vehicle (SMV) dari Kementerian Keuangan, jadi kami betul-betul memanfaatkan ekosistem. Kita yang biasanya kerja langsung biasanya, tapi kini mau menjadi fasilitator, agregator, hingga akselerator," ujar Rijani saat ditemui Kompas.com di Jakarta, Kamis (4/8/2022).
Baca juga: Generasi Muda Diajak Jadi Pengusaha Berorientasi Ekspor dengan Manfaatkan LPEI
Lebih lanjut dia memaparkan, LPEI dalam mandatnya memiliki produk dan layanan yang disalurkan ke eksportir yaitu mulai dari pembiayaan, penjaminan, asuransi, pembiayaan syariah, hingga jasa konsultasi.
Namun di samping itu, LPEI juga memiliki penugasan khusus dan penugasan umum.
Untuk penugasan khusus, kata Rijani, contohnya adalah ketika LPEI mendapat arahan dari Kementerian Keuangan untuk mengekspor gerbong kereta ke Bangladesh.
Baca juga: Bangun Desa Berorientasi Ekspor, LPEI Kolaborasi dengan Kemendes dan Astra
Dalam hal ini, LPEI berperan untuk me-review seberapa besar risiko yang akan dihadapi untuk mengekspor ke negara tersebut hingga proses ekspornya berlangsung.
"Sementara untuk penugasan umum kita melakukan seleksi untuk mendukung eskpor, tidak eskpor atau penunjanganya. Ini berkaitan juga untuk UMKM yang biasanya kami berikan layanan untuk jasa konsultasi," kata Rijani.
Baca juga: Targetkan UMKM Ekspor, Pemerintah Minta LPEI Kelola Pendanaan UMKM
Adapun untuk jasa konsultasi, LPEI juga memiliki beberapa kegiatan mulai dari Coaching Program for New Exportir (CPNE), perluasan akses pasar bagi mitra binaan melalui program Marketing Handholding, hingga program Desa Devisa.
Untuk Coaching Program for New Exportir atau CPNE, LPEI akan memberikan pelatihan dan pendampingan UMKM untuk menciptakan eksportir baru. Sementara Desa Devisa merupakan upaya LPEI untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daya saing komoditas yang dihasilkan suatu wilayah.
"Untuk Desa Devisa sendiri kita sudah punya 134 Desa Devisa. Sementara hingga 2025 kami menargetkan ada 5.000 Desa Devisa yang kami tumbuhkan," kata Rijani.