Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manulife Aset Manajemen Proyeksi IHSG Tembus 7.600 hingga Akhir 2022

Kompas.com - 10/08/2022, 06:00 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Manulife Aset Manajemen Indonesia menyatakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berpotensi terus menguat hingga akhir tahun 2022. Ini ditopang oleh fundamental perekonomian nasional yang baik, serta kondisi emiten-emiten yang masih sesuai bahkan melebihi ekspektasi pasar.

"Kita melihat masih ada upside IHSG menyentuh hingga ke level 7.600 sampai dengan akhir tahun (2022)," ujar Senior Portfolio Manager, Equity, Manulife Aset Manajemen Indonesia Samuel  Kesuma, secara virtual, Selasa (9/8/2022).

Baca juga: Bank CTBC Indonesia Distribusikan 7 Reksa Dana Kelolaan Manulife Aset Manajemen Indonesia

Samuel menyadari, selama dua bulan terakhir pasar saham Tanah Air bergerak sangat fluktuatif. Ini terefleksikan dari level IHSG yang sempat terkoreksi hingga kisaran 6.600 pada Juni kemarin, namun saat ini sudah kembali menyentuh level 7.100.

Menurutnya, tingginya volatilitas pasar saham dalam beberapa waktu terakhir lebih disebabkan oleh sentimen yang berasal dari eksternal, yakni lonjakan inflasi di berbagai negara, serta normalisasi kebijakan moneter yang agresif sebagai respons kenaikkan harga itu.

"Di bulan Mei-Juli terjadi outflow hampir terjadi di seluruh negara Asia, termasuk negara maju," kata Samuel.

Baca juga: Selama Sepekan, IHSG Menguat 1,92 Persen, Jumlah Perusahaan Tercatat Tembus 800 Emiten

Namun demikian, dengan terjaganya fundamental perekonomian RI, yang tercermin dari berbagai data, mampu mempercepat proses pemulihan IHSG. Ini didukung oleh rilis kinerja emiten yang sesuai, bahkan melebihi ekspektasi pasar.

"Kita cukup optimis kalau memang sentimen investor global sudah lebih rasional kita bisa expect dana asing lagi yang masuk ke emiten Indonesia," tutur Samuel.

Baca juga: Mampukah Kinerja Cemerlang Ekonomi RI Semester I-2022 Tetap Bertahan hingga Akhir Tahun?

Di tengah proyeksi penguatan itu, pasar saham masih menghadapi sejumlah risiko, yang utamanya lagi-lagi berasal dari eksternal, yakni normalisasi kebijakan bank sentral AS, The Federal Reserve, serta konflik geopolitik Rusia-Ukraina yang tidak berkesudahan.

Dari dalam negeri, pelaku pasar perlu mencermati pemulihan ekonomi di tengah inflasi yang meningkat. Pasalnya, kenaikkan harga berpotensi berpengaruh terhadap ketidapastian sisi permintaan.

Baca juga: Mirae Asset Prediksi IHSG Tembus Level 7.400 di Akhir Tahun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com