Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Restrukturisasi dan Bersih-bersih di BUMN Harus Jadi Program Berkelanjutan

Kompas.com - 18/08/2022, 06:40 WIB
Akhdi Martin Pratama

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah Redjalam menilai pembenahan dan restrukturisasi BUMN yang sekarang tengah dijalankan Menteri BUMN Erick Thohir telah terlihat hasil nyata.

"Dengan membentuk beberapa holding, maka fokus pemerintah untuk mengembangkan BUMN akan lebih fokus dan mudah," ujarnya dilansir dari Antara, Kamis (18/8/2022)

Piter memandang Erick Thohir termasuk figur yang sangat berani karena tak segan menindaklanjuti potensi korupsi yang terjadi di BUMN ke proses hukum. Bahkan kasus Garuda yang dianggap sudah selesai, tetap dilanjutkan olehnya.

Baca juga: 20 BUMN Masuk Fortune Indonesia 100, Erick Thohir: Kami Tidak Berpuas Diri dan Tetap Waspada

"Saya mengapresiasi langkah tegas Menteri Erick dalam melakukan bersih-bersih di BUMN. Ketegasan dan konsistensi ini saya nilai sangat bagus," kata Piter.

Lebih lanjut ia berharap langkah pembenahan dan restrukturisasi BUMN yang sudah dimulai dapat terus dilanjutkan, tidak hanya di Asabri, Jiwasraya, dan Garuda saja, tetapi di seluruh BUMN, sehingga nantinya seluruh BUMN menjadi lebih baik.

Menurut Piter, kunci sukses dari pembenahan, restrukturisasi BUMN dan bersih-bersih yang saat ini terjadi karena konsistensi Erick Thohir. Langkah yang dilakukan itu tak cukup hanya dilakukan selama lima tahun, tetapi perlu dibuatkan sistem pengawasan yang kuat dan berkelanjutan agar BUMN dapat terus sehat.

"Pembenahan, restrukturisasi dan bersih-bersih di BUMN harus menjadi program berkelanjutan, seperti memilih komisaris dan direksi BUMN yang memiliki kapasitas dan kapabilitas. Selain itu perlu ditingkatkan pengawasan terhadap BUMN, sehingga pembenahan, restrukturisasi dan bersih-bersih tak hanya tergantung pada sosok," terang Piter.

"Memang dengan adanya Menteri Erick di BUMN pembenahan, restrukturisasi dan bersih-bersih menjadikan BUMN semakin membaik. Saya tahu persis Menteri Erick tengah membuat sistem pengawasan BUMN," imbuhnya.

Baca juga: Juli 2022, Setoran Dividen BUMN ke Negara Tembus Rp 37,91 Triliun

Piter percaya BUMN yang sehat mampu menjadi pilar pertumbuhan ekonomi Indonesia mengingat saat ini perusahaan-perusahaan pelat merah sudah menunjukkan kiprahnya sebagai sokoguru perekonomian nasional.

"Saya berharap dengan pembenahan, restrukturisasi dan bersih-bersih yang dilakukan Menteri Erick, kekuatan BUMN tak hanya pada sektor perbankan, telekomunikasi, dan pertambangan energi. Saya mengharapkan peran dan kiprah lebih BUMN di sektor pertanian dan manufaktur, justru sektor tersebut yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia," pungkas Piter.

Pada Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR RI bersama DPD RI di Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa (16/8/2022) Presiden Joko Widodo mengungkapkan keberhasilan pemberantasan kasus korupsi yang terjadi di perusahaan BUMN. Kasus besar yang berhasil ditangani seperti Jiwasraya, Asabri, dan Garuda.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan saat ini proses hukum terhadap pelaku tindak pidana korupsi di BUMN sudah berjalan. Dia menegaskan program bersih-bersih dan restrukturisasi BUMN bukan program penegakan hukum saja, tetapi melakukan perbaikan sistem pengawasan di BUMN.

Baca juga: Daftar 10 BUMN Penyetor Dividen Terbesar untuk RI hingga Juli 2022

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com