Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bulog: Sebenarnya Indonesia Berpeluang Besar untuk Ekspor Beras, Tapi...

Kompas.com - 19/08/2022, 17:45 WIB
Elsa Catriana,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Devisi Pengadaan Komoditi Perum Bulog Budi Cahyanto menyatakan, sebenarnya Indonesia berpeluang besar untuk melakukan ekspor beras.

Apalagi Indonesia juga dicatatkan sebagai negara produsen beras terbesar kedua di dunia.

"Indonesia itu berpeluang besar untuk melakukan ekspor beras dan jangan lupa juga Indonesia itu sebenarnya merupakan produsen terbesar kedua di dunia untuk beras. Hanya saja memang konsumsi kita tinggi," ujar Budi Cahyanto dalam FMB 9 yang diselenggarakan Kominfo secara virtual, Jumat (19/8/2022).

Baca juga: Jokowi Ingin Indonesia Ekspor Beras untuk Bantu Atasi Krisis Pangan Global

Adapun produsen beras terbesar pertama, lanjut Budi, adalah Cina. Kemudian disusul dengan Indonesia.

Lebih lanjut Budi mengatakan, kalaupun ekspor beras dilakukan oleh Indonesia, jenis beras yang lebih diutamakan untuk dieskpor adalah beras-beras yang memang khusus yang ada di Indonesia namun tidak ada di dunia seperti beras Pandan Wangi, Roso Lele dan Mentik Wangi.

Hal ini jugalah diakuinya yang menjadi tantangan Bulog agar bisa membuka peluang ekspor ke negara-negara lain yang memang membutuhkan.

Baca juga: Kementan: Indonesia Sudah Tidak Lagi Impor Beras untuk Pasar Konsumsi

Selain beras, Budi juga mengatakan, komoditas jagung juga berpeluang untuk dieskpor. Sebab jumlah produksinya kurang lebih surplus bisa sampai 3 juta ton.

Hanya saja yang menjadi problematikanya ialah, Indonesia kekurangan dryer atau mesin pengering.

Dia menjelaskan, dryer sangat dibutuhkan lantaran jagung adalah komoditas yang berpotensi terkena jamur.

"Pada saat yang sama, ketika panen, kita mesti bergerak menyerap sebanyak-banyaknya terus kemudian melakukan proses pengeringan sehingga pada saat bulan di mana kita kekurangan jagung itu kita bisa menyediakan dari jagung yang sebenarnya sudah didryer tadi," jelas Budi.

Baca juga: Indonesia Swasembada Beras, FAO: Kami Mengucapkan Selamat...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com