Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sutawi
Dosen

Guru Besar Universitas Muhammadiyah Malang

Telur Rp 30.000 Gaduh, Rokok Rp 25.000 Diam

Kompas.com - 01/09/2022, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Tubuh manusia dapat memproduksi kolin dalam jumlah terbatas, sehingga kebutuhan kolin harus dipenuhi dari makanan.

Sebutir telur mengandung 113 mg kolin, atau sekitar 20 persen kebutuhan kolin pada lelaki dewasa. Asupan kolin yang memadai pada lelaki dewasa sebanyak 550 mg/hari dan perempuan 425 mg/hari.

Kolin berperan penting terhadap kesehatan jantung karena merupakan salah satu sumber vitamin B yang membantu mengubah homosistein menjadi metionin dan sistein.

Studi epidemiologis menunjukkan bahwa homosistein merupakan faktor risiko independen untuk penyakit kardiovaskuler, stroke, pikun, dan cacat tabung otak (neural tube defects).

Homosistein merupakan asam amino aktif yang dapat meracuni sel endotelial (sel terluar dari pembuluh darah), sehingga menyebabkan terjadinya inflamasi (peradangan).

Peradangan pada pembuluh darah ini merupakan salah satu faktor yang berkaitan dengan penyebab sumbatan pada pembuluh darah.

Apabila sumbatan terjadi pada pada pembuluh darah otak dapat mengakibatkan kematian pada sel otak, sehingga mengakibatkan terjadinya stroke iskemik (kematian jaringan otak atau infark serebral akibat kurangnya aliran darah dan asupan oksigen ke otak) (klikdokter.com, 2012).

Telur juga merupakan sumber yang baik dari vitamin B12, vitamin B lain yang sangat penting dalam proses metabolisme homosistein menjadi molekul yang aman, yaitu metionin dan sistein.

Studi terakhir dengan jelas menunjukkan fakta bahwa tidak ada hubungan antara konsumsi telur secara rutin dengan peningkatan risiko PJK dan stroke.

Sebuah studi yang dilakukan Cho dkk. (2003) yang diterbitkan dalam Biological and Pharmaceutical Bulletin menunjukkan bahwa makan telur dapat menurunkan risiko serangan jantung atau stroke dengan membantu mencegah penggumpalan darah.

Penelitian Scrafford (2008) dari Exponent Health Sciences Practice Washington DC (USA) menyimpulkan bahwa makan satu sampai lebih dari 7 butir telur per minggu secara rutin ternyata tidak berkaitan dengan timbulnya PJK dan stroke.

Kesimpulan ini didukung oleh penelitian Barraj dkk. (2008) dari lembaga yang sama, bahwa sekitar 30-41 persen risiko kejadian PJK dan stroke masing-masing pada laki-laki dan perempuan disebabkan oleh kombinasi dari kebiasaan merokok, obesitas, gizi buruk, dan kurang gerak; faktor keturunan, etnis, gender dan umur bertanggung jawab antara 60 persen sampai 70 persen; sedangkan konsumsi telur bertanggung jawab hanya 0,1 persen sampai 0,4 persen.

Rokok: makanan tersakit

Masyarakat bergeming (diam). Harga rokok resmi naik mulai 1 Januari 2022, usai Menteri Keuangan Sri Mulyani menaikkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) rata-rata 12 persen. Harga rokok antara Rp 20.000 - Rp 25.000 per bungkus.

Harga rokok sekitar Rp 2.000 per batang, setara harga sebutir telur. Rokok termasuk makanan paling sakit di dunia ((The World’s Sickest Foods). Bahaya rokok sudah dibuktikan oleh lebih dari 70 artikel ilmiah.

Balagh (2007) menyatakan dalam kepulan asap rokok terkandung 4.000 macam bahan kimia, 200 di antaranya beracun dan 43 jenis lainnya bersifat karsinogenik (penyebab kanker).

Beberapa zat yang sangat berbahaya antara lain tar, nikotin, dan karbon monoksida (CO). Asap rokok mengandung tiga kali lipat bahan pemicu kanker di udara dan 50 kali mengandung bahan pengiritasi pernapasan dan mata.

Akibatnya, berbagai penyakit kanker mengintai, seperti kanker paru-paru (90 persen kanker paru-paru pada laki-laki dan 70 persen untuk perempuan disebabkan oleh rokok), kanker mulut, kanker leher rahim, kanker darah, kanker hati, jantung koroner, darah tinggi, stroke, asma, bronchitis, impotensi pada pria, bahkan rusaknya kesuburan wanita.

Risiko peningkatan penderita kanker paru-paru pada perokok pasif mencapai 20-30 persen, dan risiko penderita penyakit jantung sebanyak 25-35 persen. Rokok kretek menghasilkan 1,9-2,6 mg nikotin.

Efek langsung nikotin ke otak hanya memerlukan waktu dalam hitungan detik, yakni 10-16 detik.

Merokok sebungkus per hari dapat menyerap nikotin 20-420 mg nikotin/hari yang dapat meningkatkan plasma 23-35 ng/ml (Sofianty, 2010).

Di Indonesia, kebiasaan merokok merupakan salah satu risiko kedua terbesar penyebab kematian (17,3 persen) setelah hipertensi (28 persen), disusul diet tidak sehat (16,4 persen), diabetes (15,2 persen), obesitas (10,9 persen), dan kurang aktivitas fisik (1,4 persen).

WHO (2020) mencatat sekitar 225.700 orang Indonesia setiap tahun (618 orang setiap hari) meninggal akibat merokok atau penyakit lain berkaitan dengan tembakau.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com