Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semester I-2022, Samindo Resources Bukukan Laba 7,8 Juta Dollar

Kompas.com - 02/09/2022, 17:08 WIB
Aprillia Ika

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan penyedia jasa pertambangan batubara terintegrasi di Indonesia, PT Samindo Resources Tbk (MYOH), membukukan laba bersih 7,8 juta pada akhir semester I-2022.

“Sepanjang semester I-2022 ini kami banyak dihadapkan pada kendala-kendala non-teknis yang sulit kami untuk menghindarinya “ ungkap Ahmad Zaki Natsir, Corporate Secretary Perseroan, melalui keterangannya, Jumat (2/9/2022).

“Saat ini kami juga tengah beradaptasi dengan adanya peralihan dari pemeliharaan melalui pihak ketiga menjadi pemeliharaan mandiri, sehingga ada beberapa kondisi yang belum maksimal” tambah Zaki.

Baca juga: Laba Bersih TINS Melonjak 301 Persen di Semester I Tahun 2022

Sejumlah kondisi yang membayangi kinerja perseroan sepanjang semester I-2022 antara lain sebagai berikut.

Pertama, operator besar hati-hati menetapkan target produksi.

Imbasnya, kontraktor cenderung tidak mengalami kenaikan volume yang cukup berarti.

Kondisi yang kurang baik ini juga ditambah dengan adanya pelarangan ekspor yang dilakukan pemerintah di awal tahun 2022.

Kebijakan ini otomatis menghambat aktivitas penambangan.

Bahkan klien Perseroan sendiri merespons kebijakan pemerintah tersebut dengan mengurangi kapasitas operasional hingga 50 perseroan.

Baca juga: Adaro Energy Catat Pendapatan Usaha 3,99 Miliar Dollar AS di 2021

Kedua, faktor alam juga sangat mempengaruhi aktivitas penambangan di paruh pertama tahun 2022. Tingginya curah hujan adalah utama yang menahan laju aktivitas penambangan.

"Berdasarkan catatan internal yang berhasil kami himpun, terjadi kenaikan waktu pemeliharaan yang disebabkan oleh hujan hingga 36.2 persen, " kata Zaki.

Di semester I-2021 total waktu pemeliharaan akibat hujan sebesar 761 jam. Sedangkan di semester I-2022 waktu pemeliharaan akibat hujan melonjak hingga 1.036 jam.

Perseroan sendiri berusaha memanfaatkan waktu standby saat hujan dengan melakukan pemeliharaan. Namun demikian, hal ini juga mendatangkan efek samping yaitu kenaikan biaya suku cadang.

"Terkait pemeliharaan alat berat, Perseroan sendiri saat ini telah memasuki tahun kedua dalam melaksanakan pemeliharaan mandiri. Sebelumnya seluruh pemeliharaan alat berat Perseroan dilakukan melalui pihak ketiga," lanjut Zaki.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com