Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Faktor Iran dan Rusia Dongkrak Harga Minyak Dunia

Kompas.com - 13/09/2022, 07:27 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.comHarga minyak mentah dunia mengalami kenaikan pada penutupan perdagangan Senin (12/9/2022) waktu setempat (Selasa WIB). Pergerakan harga minyak dunia dipengaruhi oleh pembicaraan terkait kesepakatan nuklir Iran yang mengalami hambatan.

Di sisi lain, Rusia berjuang menghadapi embargo pengiriman minyak di tengah pasokan yang ketat dan permintaan yang masih kuat.

Mengutip CNBC, harga minyak mentah berjangka Brent ditutup pada level 94 dollar AS per barrel, atau naik 1,25 persen. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) berakhir di level 87,78 dollar AS per barrel atau bertambah 1,1 persen.

Baca juga: Usai Sentuh Level Terendah dalam 8 Bulan, Harga Minyak Mentah Kembali Naik

Harga minyak mentah sedikit mengalami perubahan pada pekan lalu karena pengurangan pasokan oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutu termasuk Rusia, atau OPEC+. Hal ini diimbangi oleh penguncian di China, yang merupakan importir minyak mentah utama dunia.

Prancis, Inggris dan Jerman pada hari Sabtu lalu mengatakan keraguannya, terkait dengan rencana Iran untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir. Dalam perkembangan terakhir, hal ini membuat Iran keluar dari pasar minyak, untuk menjaga pasokan global tetap ketat.

Sementara itu, harga minyak global berpeluang bangkit menjelang akhir tahun karena pasokan diperkirakan akan semakin ketat, ketika embargo Uni Eropa terhadap minyak Rusia mulai berlaku pada 1 dan 5 Desember tahun ini.

Di sisi lain, G7 akan menerapkan batas harga minyak Rusia untuk membatasi pendapatan ekspor Rusia yang menguntungkan setelah invasi ke Ukraina pada Februari. G7 berencana untuk mengambil langkah-langkah memastikan bahwa minyak masih bisa mengalir ke negara-negara berkembang.

Sementara sentimen yang mendorong pasar minyak bearish, permintaan minyak China yang mengalami kontraksi untu pertama kalinya dalam dua dekade tahun ini karena kebijakan zero Covid-19. Hal ini membuat penguncian di selama liburan dan mengurangi konsumsi bahan bakar.

“Hambatan yang terjadi dalam penerapan pembatasan akibat Covid-19 di China, dan modernisasi dalam kegiatan ekonomi global mendorong kekhawatiran yang cukup lama,” kata Jun Rong Yeap, ahli strategi pasar di IG.

Di sisi lain, Bank Sentral Eropa dan Federal Reserve siap untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut untuk mengatasi inflasi, yang dapat mengangkat nilai dollar AS terhadap mata uang dan membuat minyak dalam mata uang dollar lebih mahal bagi investor.

Baca juga: Kementerian ESDM Ungkap Alasan Pembelian Pertalite dan Solar Belum Juga Dibatasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com