JAKARTA, KOMPAS.com - Belum lama ini kualitas Bahan Bakar Minyak (BBM) Subsidi Pertalite dipertanyakan oleh para pemilik kendaraan bermotor setelah harganya resmi mengalami kenaikan menjadi Rp 10.000 pada 3 September lalu.
Beberapa pengendara mengeluhkan Pertalite lebih boros dan lebih cepat menguap dibandingkan sebelum adanya kenaikan harga. Selain dirasa Pertalite lebih boros, bensin jenis ini juga dikatakan menunjukkan perubahan warna menjadi lebih keruh jika dibandingkan dengan yang lama.
Sejumlah pengendara berasumsi bahan bakar subsidi Pertalite yang baru telah dicampurkan, sehingga tidak memiliki kualitas yang sama dibandingkan dengan harga sebelum naik. Padahal, Pertamina telah memberikan penjelasan bahwa tidak ada perubahan spek terkait BBM Pertalite, itu baik warna maupun kandungannya yang katanya membuat Pertalite lebih boros.
Baca juga: Beredar Isu Pertalite Lebih Boros, Pertamina Disarankan Lakukan Investigasi
Adapun standar dan mutu Pertalite yang dipasarkan melalui lembaga penyalur resmi di Indonesia sesuai dengan Keputusan Dirjen Migas Nomor 0486.K/10/DJM.S/2017 tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) BBM RON 90 yang Dipasarkan di Dalam Negeri.
“Apabila Anda merasa kendaraan menjadi lebih boros, Anda perlu melakukan pengecekan konsumsi bahan bakar pada kendaraan,” kata Benny Fajarai, Co-Founder dari Lifepal.co.id dalam siaran pers, Selasa (27/9/2022).
Benny mengatakan, ada beberapa cara cek konsumsi bahan bakar kendaraan, antara lain dengan menghitung menggunakan metode full to full, mengukur konsumsi BBM dengan metode MID atau Multi Information Display, hingga mencatat angka di odometer.
Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan berikut:
1. Menghitung dengan metode Full to Full
Untuk mengetahui rata-rata konsumsi BBM kendaraan, cara pertama bisa dicoba dengan menggunakan metode Full to Full. Metode ini bisa digunakan untuk menghitung seberapa besar konsumsi bahan bakar pada mobil maupun motor.
“Untuk menggunakan metode ini dibutuhkan kesabaran, kehati-hatian dan juga ketelitian, dikarenakan menghitung dengan metode ini bisa dibilang seperti cara manual,” ungkap Benny.
Baca juga: Soal Isu Pertalite Lebih Boros, Stafsus Erick Thohir: Itu Hoaks
2. Mengukur konsumsi BBM dengan metode MID
Selain menggunakan metode Full to Full, cara lainnya adalah metode MID. Fungsi dari MID ini untuk mengetahui informasi mengenai konsumsi bahan bakar. Selain itu, MID juga berfungsi untuk mengetahui jarak tempuh kendaraan.
“Dengan fitur MID ini, Anda bisa mengetahui rata-rata konsumsi BBM secara real time,” lanjut dia.
Namun, perhitungan dengan MID memiliki kekurangan karena tidak sepenuhnya akurat akibat sering mengalami perubahan. Perubahan ini biasanya dipengaruhi oleh kecepatan kendaraan, kondisi jalan dan juga jarak tempuh.
3. Mencatat angka di odometer
Cara cek konsumsi bahan bakar kendaraan yang berikutnya adalah mencatat angka yang ada di odometer. Odometer merupakan fitur pada kendaraan yang memperlihatkan jarak tempuh mobil sejak kendaraan pertama kali digunakan.
“Untuk mengukur konsumsi bahan bakar Anda, perlu juga untuk mencatat Odometer saat melakukan pengisian dan odometer saat bahan bakar habis,” tambahnya.
4. Gunakan kendaraan secara rutin
Dengan menggunakan kendaraan secara rutin, Anda juga bisa memperkirakan rata-rata konsumsi BBM mobil per km. Setiap harinya, saat kendaraan digunakan setelah mengisi bensin, Anda bisa memperkirakan berapa lama bensin tersebut bertahan, disesuaikan dengan jarak yang sudah ditempuh sampai bensin habis.
“Dengan begitu Anda akan tahu perkiraan ketahanan bensin kendaraan dan mengetahui apakah konsumsi BBM mobil yang tergolong boros atau irit,” tegasnya.
Baca juga: Pertamina Jawab Tudingan Pertalite Makin Boros
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.