Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi ke Sri Mulyani: Bu Kalau Punya Uang di APBN Kita, Dieman-eman...

Kompas.com - 29/09/2022, 12:42 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengelola anggaran belanja dan pendapatan negara (APBN) dengan hati-hati di tengah meningkatnya gejolak ekonomi global.

Jokowi menyebutkan, ketidakpastian global yang terus berlanjut membuat seluruh negara berada dalam posisi yang sulit, sebab perekonomian menjadi sulit terprediksi. Oleh karena itu, Indonesia perlu memiliki ketahanan fiskal yang mampu menjaga stabilitas ekonomi.

"Negara memerlukan sebuah endurance (ketahanan) yang panjang. Saya selalu sampaikan ke Bu Menkeu, 'Bu kalau punya uang di APBN kita, dieman-eman, di jaga. Hati-hati mengeluarkannya, harus produktif, harus memunculkan return yang jelas,'" ujarnya dalam UOB Economic Outlook 2023 di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta, Kamis (29/9/2022).

Baca juga: Resesi Global Mengancam, Sri Mulyani Sebut Ekonomi Indonesia Sudah Pulih

Keyakinan Jokowi terhadap gejolak ekonomi global diperkuat dengan pertemuan bersama para pemimpin negara, mulai dari negara-negara G7 seperti Italia dan Jepang, Korea Selatan, hingga Uni Eropa. Lewat diskusi para petinggi negara di forum informal itu, Jokowi menyimpulkan bahwa semua negara memang sedang dalam kondisi sulit.

Persoalan lain dari perekonomian global yakni masih berlanjutnya perang antara Rusia dan Ukraina yang menimbulkan terjadinya krisis energi dan krisis pangan. Perang kedua negara itu bahkan tidak bisa diprediksi kapan akan berakhir.

"Saat bertemu Presiden Zelenskyy 1,5 jam diskusi, dan 2,5 jam diskusi dengan Presiden Putin, kesimpulannya sama, perang tidak akan berhenti besok, bulan depan, atau tahun depan. Artinya enggak jelas (kapan perang berhenti)," ungkap Jokowi.

Menurut dia, saat ini ekonomi Indonesia masih relatif kuat setelah tertekan pandemi Covid-19 dan kini dihadapkan gejolak ekonomi global. Hal ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang masih terjaga di atas 5 persen, seiring dengan tumbuhnya penerimaan negara dan PMI manufaktur yang berada di level akseletarif.

Jokowi meyakini terjaganya ekonomi domestik hingga saat ini tak lepas dari kebijakan fiskal oleh Kementerian Keuangan dan moneter oleh Bank Indonesia yang mampu berkoordinasi dengan baik. Kedua instrumen kebijakan tersebut menjadi kunci dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional.

Meski demikian, kata Jokowi, Indonesia tetap perlu mewaspadai gejolak ekonomi global agar dampaknya tidak signifikan terasa ke dalam negeri. Terlebih, sejumlah lembaga internasional, salah satunya Bank Dunia (World Bank) memproyeksi ekonomi global akan mengalami resesi.

"Bu Menteri, kita ini memiliki amunisi, tapi saya minta betul-betul dijaga hati-hati, bijaksana betul dalam menggunakan setiap rupiah yang kita miliki. Tidak jor-joran karena betul-betul harus dijaga. Tidak boleh kita berpikir uang itu hanya untuk hari ini atau tahun ini," kata Jokowi.

"Tahun depan seperti apa? Karena semua pengamat internasional menyampaikan tahun depan itu akan lebih gelap. Tapi kalau kita punya persiapan amunisi, ini akan berbeda sehingga betul-betul APBN kita adalah APBN yang berkelanjutan," pungkasnya.

Baca juga: Jokowi Sebut Tahun 2023 Akan Lebih Gelap akibat Perang Rusia-Ukraina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com