Artinya, ketergantungan impor berkurang drastis. Apakah ramalan resesi ekonomi 2023 bakal mengoreksinya?
Perang Rusia-Ukraina dan Covid-19 belum usai. Perubahan iklim global kian mengkhawatirkan. Otomatis memengaruhi kinerja ekonomi global dan Indonesia.
Ramalan resesi ekonomi 2023 telah dirilis berbagai lembaga internasional, Bank Dunia, IMF, dan Asia Development Bank.
Penulis hanya mengkhawatirkan soal pasokan pangan 275 juta rakyat Indonesia. Kompleksitas problem global ini otomatis memengaruhi suplai pangan produksi domestik maupun impor antarnegara. Termasuk sektor perikanan Indonesia sebagai tangki suplai pangan protein ikan.
Aktivitas penangkapan ikan dan budidaya kian terancam. Perubahan iklim kian memperparah kerentanan masyarakat pesisir.
Semua menjadi alarm bagi Indonesia memasuki tahun 2023. Climate Change Performance Index (CCPI) Indonesia 2022 bertengger di peringkat 27 (skor 57,17) turun 3 tingkat ketimbang 2021.
Penyebabnya ketergantungan energi batubara dan subsidi BBM fosil. Imbasnya, emisi karbonnya tergolong tinggi.
Apakah bayangan resesi ekonomi global 2023 berpotensi memicu kelaparan dan kemiskinan baru di Indonesia? Kita bisa melacaknya dari berbagai indikator global.
Global Food Security Index (GFSI) 2022 Indonesia berada di urutan 63 dari 113 negara. Di kawasan Asia Pasifik posisinya bertengger di urutan 10 dari 23 negara.
Kita berkinerja baik dari sisi keterjangkauan dengan skor 81,4 karena menghadirkan jaringan pengaman pangan yang kuat.
Namun lemah dari sisi keberlanjutan dan adaptasi (skor 46,3) karena ancaman risiko perubahan iklim.
Global Hunger Index (GHI) Indonesia tahun 2021 skornya 18.0 termasuk kategori moderat. Artinya, Indonesia rawan terancam kelaparan.
Tingkat konsumsi ikan Indonesia tahun 2021 sebesar 53,37 kg/kapita. Daerah memiliki tingkat konsumsi ikan melampaui nasional berada di 18 provinsi luar pulau Jawa.
Selebihnya, 16 provinsi tingkat konsumsinya lebih rendah dari nasional. Sebarannya, seluruh daerah di Pulau Jawa, ditambah Bali, Bengkulu, Jambi, Riau, Sumatera Barat, Lampung, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, NTB, dan NTT.
Jika diproksi dengan jumlah penduduk Indonesia tahun 2021 sebesar 272,68 juta jiwa, kebutuhan konsumsi ikan domestik 14,67 juta ton.