Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kreativitas Jadi Kunci Menghadapi Resesi 2023

Kompas.com - 18/10/2022, 13:34 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat Indonesia yang kreatif diyakini mampu menghadapi resesi global tahun depan atau resesi 2023. Kreativitas dinilai jadi senjata yang ampuh untuk menghadapi masa-masa menantang yang diramalkan terjadi tahun depan.

Chief of Marketing TipTip Paulina Purnomowati menyebut, di dalam masa yang menantang, kreativitas seseorang akan meningkat.

"Masa menantang selalu ada, dalam kondisi tersebut sisi kreativitas itu naik. Semakin orang punya kebutuhan, struggling, semakin orang akan berusaha untuk menutup kebutuhannya," kata dia dalam acara Kompas CEO on Stage yang disiarkan secara virtual, Selasa (18/10/2022).

Baca juga: Ada Ancaman Resesi Global, Sandiaga Ungkap Banyak Investor Galau

Ia menceritakan, hal tersebut terbukti pada saat terjadi pandemi dua tahun lalu. Dalam masa menantang ketika banyak orang mengalami PHK dan pengurangan gaji, orang memiliki banyak ide bisnis untuk memenuhi kebutuhan.

"Setahun setelah pandemi, ada survei global mengatakan banyak perusahaan maju secara digital selama 6 tahun. Hal ini karena mereka struggle dan harus mencari cara. Jadi sebenarnya seperti pedang bermata dua," urai dia.

Senada, Dosen S1 Business Universitas Prasetiya Mulya Sonny Agustiawan mengungkapkan, negara yang sukses dalam menghadapi masa menantang seperti potensi resesi 2023 adalah negara yang memiliki kreativitas.

Baca juga: Dibayangi Ancaman Resesi China, Harga Minyak Dunia Flat


"Salah satu penopang perekonomian dunia adalah industi kreatif. Karena kalau industri mining butuh modal besar ketika dan pergolakan ekonomi dia akan terdampak sangat terasa," kata  dia.

Sementara ia bilang, industri kreatif tidak begantung pada modal. Dengan demikian, saat terdapat pergolakan akan tetap mampu untuk melewati masa sulit.

"Orang kreatif itu tidak lahir dari orang yang punya kehidupan enak dan stabil, tetapi kreativitas itu sering kali lahir dan berhasil dari lingkungan yang sangat volatile," ucap dia.

Baca juga: Menteri PANRB Minta ASN Bersiap Hadapi Ancaman Resesi

Sementara, East Ventures Principal Devina Halim mengatakan, saat ini dunia juga menghadapi beragam tantangan akibat perang Rusia-Ukraina yang menyebabkan terganggunya rantai pasok global.

Selain itu, ada pula pengetataan aturan dan kebijakan oleh pemerintah China. Adapun, dampak dari beragam hal tersebut membuat banyak bank sentral diseluruh dunia secara serentak menaikkan suku bunga acuan.

"Dan dari pasar modal lebih gloomy dibadingkan tengah tahun kemarin," kata dia.

Baca juga: Hadapi Resesi 2023, Investor Pemula Bisa Pilih Investasi Ini

Lebih lanjut, Devina menjelaskan, sebagai perusahaan modal ventura East Ventures akan mengevaluasi bisnis untuk memiliki fundamental yang kuat.

"Apakah startup dibangun dengan tepat dengan bisnis model yang kuat," tutur dia.

"Mungkin market masih gloomy tapi market appetite kami tidak berubah, kami hanya melihat bisnis model dan juga fondasi yang lebih dalam lagi," tandas dia.

Baca juga: Bank DBS Prediksi Resesi Ekonomi Dunia Tidak Bertahan Lama

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com