Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mungkinkah Kurs Rupiah Tembus Rp 16.000 Per Dollar AS? Ini Kata Analis

Kompas.com - 19/10/2022, 13:46 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) masih melemah. Kini mata uang Garuda kembali mendekati level Rp 15.500 per dollar AS.

Pelemahan nilai tukar rupiah yang masih berlanjut ini dikhawatirkan akan menembus Rp 16.000 per dollar AS di sisa tahun 2022.

Analis Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan, peluang nilai tukar rupiah yang melemah hingga Rp 16.000 per dollar AS masih terbuka lantaran faktor yang membuat rupiah melemah masih akan berlanjut.

Baca juga: Melemah, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 15.500 Per Dollar AS

"Untuk ke Rp 16.000, saya tidak bisa memprediksinya. Tapi peluang ke arah sana masih terbuka karena faktor-faktor penekan rupiah tersebut belum hilang dan kemungkinan masih ada di bulan-bulan mendatang," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (19/10/2022).

Dia menjelaskan, faktor eksternal penekan rupiah berupa kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS The Fed yang diperkirakan masih akan terjadi hingga akhir 2022 bahkan awal 2023.

Selain itu, rupiah juga bisa kian melemah karena adanya kekhawatiran pasar terhadap potensi resesi global yang membuat pelaku pasar mengalihkan sebagian besar asetnya ke aset aman.

Baca juga: Soal Investasi IKN, Erick Thohir: Jangan Ada Persepsi Jakarta Ditinggalkan


Hal ini membuat aliran modal asing keluar dari negara berkembang dan sebagian berlabuh ke dollar AS sehingga menyebabkan nilai mata uang negara berkembang seperti rupiah menjadi melemah.

"Pelemahan rupiah terkait sentimen yang masih berkembang saat ini yaitu kenaikan suku bunga acuan The Fed yang agresif," kata dia.

Baca juga: Erick Thohir dan Heru Budi Bakal Sinergikan MRT, LRT, hingga Kereta Cepat

Selama 2022, The Fed telah lima kali menaikkan suku bunga acuannya dengan total kenaikan sekitar 300 basis poin (bps) menjadi 3-3,25 persen. Pada Juni, Juli, dan September kenaikkannya masing-masing sebesar 75 bps.

Keagresifan The Fed menaikkan suku bunga acuan di tahun ini membuat selisih suku bunga acuan Bank Indonesia (AS) dan AS semakin tipis. Pasalnya, BI baru dua kali menaikkan suku bunga acuan dengan total 75 bps sepanjang 2022 menjadi 4,25 persen.

Ariston mengatakan, selisih suku bunga acuan yang semakin tipis ini tidak menguntungkan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Inilah yang menjadi salah satu faktor penekan rupiah ke depannya.

Baca juga: PLN Gandeng Sumitomo dan Medco Akselerasi Transisi Energi dan Pengembangan EBT

"Bila suku bunga acuan AS sama dengan suku bunga BI, tentu pelaku pasar akan lebih memilih aset dollar AS dibandingkan aset rupiah karena status aman dari aset dollar AS tersebut," jelasnya.

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu (19/10/2022) pukul 1:26 WIB berada di level Rp 15.489 per dollar AS. Angka ini melemah dibandingkan posisi pembukaan perdagangan tadi pagi yang di level Rp 15.465 per dollar AS.

Baca juga: Daftar 52 Kantor Imigrasi yang Bisa Terbitkan Paspor Elektronik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com