Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Segmen Unggulan BNI untuk Pertahankan Profit di Tengah Perlambatan Ekonomi

Kompas.com - 24/10/2022, 21:30 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mengungkap strategi menghadapi tren perlambatan ekonomi global agar profitabilitas perseroan dapat terjaga.

Pasalnya, hingga Kuartal III 2022 BNI telah mengantongi laba bersih sebesar Rp 13,7 triliun atau tumbuh 76,8 persen secara tahunan (year on year/yoy). Diharapkan kinerja positif ini dapat berlanjut dalam jangka panjang.

Untuk itu, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, BNI memiliki strategi pertumbuhan yaitu dengan tetap fokus pada segmen yang memiliki return yang atraktif dengan kualitas kredit yang baik.

Baca juga: Ini Strategi BNI Jaga Likuiditas di Tengah Ancaman Resesi Global

Adapun segmen yang dimaksud seperti korporasi sektor unggulan dan value chain-nya, pinjaman payroll di segmen konsumer, dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) di segmen kecil.

Dengan strategi yang konservatif ini, Net Interest Margin (NIM) diperkirakan akan berada di level yang moderat, namun akan dikompensasikan dengan Cost of Credit atau biaya CKPN yang rendah dan fee income yang optimal dari transaksi nasabah.

"Kami percaya ini adalah strategi yang tepat di tengah turbulensi ekonomi global, untuk memberikan hasil yang optimal dan sustainable bagi para pemegang saham kami," ujarnya saat konferensi pers Paparan Kinerja BNI Kuartal III 2022, Senin (24/10/2022).

Dia mengakui prospek ekonomi domestik saat ini berpotensi tidak lagi seimpresif Semester I 2022. Namun, perseroan masih melihat indikator makro ekonomi di Indonesia akan cukup sehat dibandingkan negara lain.

Baca juga: Tumbuh 76,8 Persen, BNI Kantongi Laba Bersih Rp 13,7 Triliun di Kuartal III 2022

Hal ini terbukti dari tingkat inflasi nasional hingga September berada pada level 6 persen dan masih cukup wajar untuk ukuran negara berkembang dan tahun depan diperkirakan membaik di bawah 4 persen.

Menurutnya, meskipun tren perlambatan ekonomi global cukup mengkhawatirkan, perekonomian Indonesia diperkirakan relatif stabil dengan didukung bauran kebijakan fiskal dan moneter yang efektif untuk menjaga stabilitas.

Indikator kestabilan eksternal ekonomi Indonesia pun terus membaik, terutama dari cadangan devisa yang kuat serta tingkat eksposur utang luar negeri yang rendah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com