JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa meyakini Indonesia tidak akan mengalami krisis ekonomi atau resesi yang berkepanjangan.
Pasalnya, Indonesia sudah berpengalaman dalam mengadapi krisis ekonomi pada tahun 1998, 2008, 2015, dan 2020 sehingga saat ini Indonesia dianggap sudah belajar banyak dalam menangani krisis tersebut.
"Kita sudah cukup pintar sudah punya pengalaman 4 krisis. Sekali jeblok tapi yang tiga lainnya lumayan kan. Jadi tidak usah takut (krisis dan resesi), kita sudah cukup pintar," ujar Purbaya dalam Beginu G20 Episode 3 yang ditayangkan di YouTube Kompas.com, dikutip Selasa (1/11/2022).
Baca juga: Yuk Mengenal LPS, Si Penjamin Uang Nasabah di Bank, agar Tak Terulang Krisis 1998
Kendati demikian, bukan berarti gejolak ekonomi global tidak akan mempengaruhi Indonesia sama sekali, namun dampaknya tidak akan sebesar seperti yang digembar-gemborkan selama ini.
"Kalau ada yang kemarin bilang kita akan terdampak negatif sekali tahun depan gara-gara perekonomian global gonjang-ganjing, ya mungkin some extent betul, tapi tidak akan membuat negara kita krisis atau resesi berkepanjangan," ucapnya.
Oleh karenanya, Indonesia tetap harus waspada dan berhati-hati terhadap kondisi global yang berpotensi mempengaruhi perekonomian dalam negeri.
Namun, saat ini Indonesia sudah memiliki jurus jitu guna mengurangi dampak negatif dari gejolak global tersebut, yaitu melalui permintaan dalam negeri (domestic demand).
Baca juga: BI Optimistis Indonesia Tidak Akan Resesi, Ini Alasannya
Indonesia memiliki keunggulan dalam hal jumlah penduduk yang sangat banyak, sehingga tingkat domestic demand mencapai sekitar 80 persen atau jauh lebih besar dari permintaan luar negeri.
Hal inilah yang kata dia dapat menjadi jurus pamungkas untuk menjaga pertumbuhan ekonomi di kala perekonomian global tengah dilanda gejolak ketidakpastian.
"Kalau kita jaga domestic demand kita jaga, 80 persen saya pikir cukup untuk menjaga pertumbuhan ekonomi walaupun yang global ancur-ancuran. Jadi nasib kita sepertinya di tangan kita sendiri," tuturnya.
Baca juga: Bos LPS Beberkan 4 Tantangan Sektor Keuangan yang Harus Diwaspadai RI
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.