Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tertekan Sentimen Suku Bunga The Fed, Rupiah Berpotensi Melemah ke Rp 15.700 Per Dollar AS

Kompas.com - 03/11/2022, 11:01 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pada sesi perdagangan Kamis (3/11/2022) dibuka melemah. Koreksi ini terjadi pasca bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), mengumumkan kenaikan suku bunga acuan sebesar 75 basis points ke posisi tertinggi sejak Januari 2008.

Mengacu kepada data Bloomberg, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dibuka pada level Rp 15.655 per dollar AS, terdepresiasi dibanding posisi penutupan sebelumnya sebesar Rp 15.647 per dollar AS.

Koreksi terus berlanjut pada awal sesi perdagangan. Terpantau sampai dengan pukul 10.25 WIB, nilai tukar rupiah melemah 0,18 persen ke Rp 15.675 per dollar AS.

Baca juga: Mengekor Wall Street dan Bursa Asia, IHSG Dibuka Melemah

Depresiasi nilai tukar rupiah selaras dengan menguatnya indeks dollar AS. Data Investing menunjukan, indeks mata uang Negeri Paman Sam berada pada kisaran 111,81.

Analis Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan, pasca pengumuman hasil rapat kebijakan moneter The Fed, rupiah berpotensi melemah hari ini. Pasalnya, dengan tingkat suku bunga acuan lebih tinggi dollar AS menjadi lebih menarik dibanding mata uang lain, termasuk rupiah.

"Dengan kenaikan kembali tingkat suku bunga acuan The Fed sebesar 75 bps menjadi 3,75-4,00 persen, ini akan menipiskan kembali spread dengan suku bunga BI (4,75 persen) yang bisa mendorong pelaku pasar mencari dollar AS," ujarnya, kepada Kompas.com, Kamis.

Menurutnya, potensi pelemahan rupiah menembus level Rp 15.700 per dollar AS menjadi terbuka. Pasalnya, The Fed masih berkomitmen untuk menurunkan tingkat inflasi AS ke level target 2 persen.

Baca juga: Turun Rp 5.000 Per Gram, Simak Rincian Harga Emas Antam Hari Ini

"Dalam pernyataannya dinihari tadi, Jerome Powell belum melihat inflasi AS turun ke arah yang diinginkan. Ini artinya the Fed masih akan menahan suku bunga acuannya di level tinggi untuk mengendalikan inflasi," tutur Ariston.

Namun demikian, Ariston bilang, rupiah masih memiliki potensi penguatan ke rentang Rp 15.600 - Rp 15.580. Sebab, pelaku pasar menangkap indikasi bahwa The Fed akan melambatkan laju kenaikan suku bunga acuannya.

"Pasar mungkin akan menganggap ini titik balik kebijakan pengetatan agresif the Fed. Dan ini mungkin bisa menahan penguatan dollar AS," ucap Ariston.

Baca juga: Harga Minyak Mentah Dunia Naik Setelah The Fed Kerek Suku Bunga

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com