SUDAH dua tahun (sejak 2019), sebanyak 51 persen saham perusahaan tambang emas dan tembaga yang menambang di Grasberg, Papua, yaitu PT Freeport Indonesia (Freeport) dikontrol perusahaan tambang milik negara (BUMN), MIND ID.
Dalam dua tahun itu, publik pasti bertanya-tanya bagaimana nasib MIND ID setelah mangambil-alih saham perusahaan tambang emas dan tembaga terbesar di Tanah Air. Apakah ada peningkatan dari segi kinerja atau malah anjlok?
Pertanyaan ini tentu mesti di jawab agar publik mengetahui secara pasti bahwa tak salah Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan mengambil-alih saham (divestasi) Freeport.
Baca juga: 20 Persen Komponen Baterai Kendaraan Listrik Masih Impor, Ini Saran MIND ID untuk IBC
MIND ID dikenal luas bukan hanya karena sukses mengakuisisi 51 persen saham Freeport tahun 2019. Tetapi, karena MIND mimiliki holding perusahaan BUMN tambang yang besar.
Anggota MIND antara lain PT Freeport Indonesia (tembaga dan emas), PT Bukit Asam Tbk (batubara), PT Timah (Timah), dan PT Aneka Tambang Tbk (emas batangan dan nikel). Semua anggota ini berkontribusi besar bagi MIND ID sesuai dengan core business masing-masing.
MIND ID sendiri adalah perusahaan besar yang mengolah aluminium menjadi alumina ingot, salah satu yang terbesar di Asia.
Dua tahun setelah mengambil alih saham Freeport, MIND ID telah menunjukan kinerja menjanjikan. Dalam dua tahun ini, MIND ID menunjukan pertumbuhan luar biasa.
Baca juga: Meroket 687 Persen, Laba Bersih Mind ID Capai Rp 14,33 Triliun pada 2021
Di tahun 2021, MIND ID mampu membukukan pendapatan sebesar 93,75 triliun. Padahal, tahun 2020, pendapatan MIND ID hanya sebesar Rp 66,56 triliun. pendapatan yang begitu besar turut disumbang anggota-anggota MIND ID. Dari devisi batubara (PTBA) sebesar 32,49 persen, emas 27,65 persen dan timah 13,2 persen.
Dari pendapatan sebesar itu, laba MIND ID menjadi Rp 14,32 triliun, naik 686,91 persen. Ini tentu kinerja yang sangat menjanjikan bagi perusahaan tambang negara.
Dalam tahun berjalan (2022) saja, untuk semester pertama, MIND ID sudah mampu meraup laba sebesar Rp 13,1 triliun, naik Rp 4,7 triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Peningkatan laba bersih ditopang komoditas kunci, seperti alumninum, nikel, timah, dan keuntungan dari mengontrol saham PT Freeport Indonesia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.