Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lewat Rights Issue, Rasio Kecukupan Modal BTN Bakal Meningkat Lebih dari 2 Persen

Kompas.com - 16/11/2022, 16:40 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Emiten perbankan, PT Bank Tabungan Negara atau BTN (Persero) Tbk (BBTN), berencana menambah modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue, dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 4,6 miliar saham.

Aksi korporasi tersebut telah mendapatkan persetujuan para pemegang saham dalam gelaran RUPSLB Oktober lalu, di mana dari penerbitan saham baru, BTN menargetkan dana senilai total Rp 4,13 triliun dengan rincian sebanyak Rp 2,48 triliun merupakan penyertaan modal negara (PMN) dan sisanya sekitar Rp 1,65 triliun dari pemegang saham publik.

Analis RHB Sekuritas Indonesia Ryan Santoso dan Andrey Wijaya mengatakan, masuknya dana segar baru dari pelaksanaan rights issue bakal mengerek capital adequacy ratio (CAR) BTN menjadi sekitar 19-20 persen, dibandingkan catatan September 2022 sebesar 17,3 persen.

Baca juga: Laba Bersih BTN Kuartal III-2022 Melonjak 50,11 Persen Jadi Rp 2,28 Triliun

“Kami memperkirakan masuknya dana segara baru tersebut akan memperkuat kemampuan perseroan untuk mendongkrak pertumbuhan kredit ke depan," kata dia, dalam risetnya, Rabu (16/11/2022).

"Apalagi pemerintah merencanakan peningkatan pemberian subsidi pembelian rumah bagi 200.000 unit tahun 2023, dibandingkan target tahun 2022 sekitar 168.000,” tambahnya.

Sementara itu, Analis MNC Sekuritas Tirta Widi Gilang Citradi menilai saat ini harga saham BTN yang berada di level Rp1.530 jauh dibawah nilai fundamentalnya.

Pasalnya, kinerja bank yang fokus pada segmen properti itu terus melesat dengan sejumlah indikator keuangan yang terus membaik, seperti laba bersih yang tumbuh sebesar 50,1 persen dari Rp 1,51 triliun hingga kuartal III-2021 menjadi Rp 2,27 triliun sampai September 2022.

Kemudian, pendapatan operasional sebelum Pencadangan atau pre-provisioning operating profit (PPOP) meningkat dari Rp4,1 triliun menjadi Rp 5,54 triliun, diikuti dengan pendapatan bunga bersih meningkat 31,8 persen dari Rp 8,75 triliun menjadi Rp 11,54 triliun.

“Dengan fundamental yang kokoh dan indikator yang membaik, kami tetapkan target price Rp2.200,” kata Tirta.

Baca juga: Gelar RUPSLB, BTN Kantongi Restu Rights Issue Rp 4,1 Triliun

Menghadapi ancaman resesi

Sementara itu, Staf Khusus Menteri Negara BUMN Arya Mahendra Sinulingga mengatakan, banyak pihak mengkhawatirkan kredit properti akan melambat imbas kenaikan inflasi dan suku bunga tinggi.

“Soal inflasi dan suku bunga, memang demikian faktanya. Tapi dampak ke setiap bank, belum tentu sama apalagi urusan kredit perumahan. Tidak bisa digeneralisasi karena kondisi masing masing bank sangat berbeda,” tuturnya, dalam keterangan yang diterima Kompas.com.

Arya optimistis permintaan KPR BTN akan tetap tumbuh karena target pasarnya adalah pemilik rumah pertama dan untuk ditinggali, di mana pasar ini masih sangat tinggi dengan sebagian besar adalah golongan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

"BBTN merupakan tulang punggung pemerintah dalam menyalurkan kredit bersubsidi ke segmen MBR,” ucapnya.

Baca juga: Rights Issue Dinilai Akan Membuat BTN Lebih Ekspansif Dukung Program Perumahan Nasional

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com