Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Tertekan Sentimen Global, Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 15.700 Per Dollar AS

Kompas.com - 17/11/2022, 11:20 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pada sesi perdagangan Kamis (17/11/2022) pagi hari kembali bergerak melemah. Depresiasi ini utamanya disebabkan oleh sejumlah sentimen global.

Mengacu kepada data Bloomberg, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dibuka pada level Rp 15.654 per dollar AS, terdepresiasi dibanding posisi penutupan sebelumnya sebesar Rp 15.600 per dollar AS. Depresiasi terus berlanjut, hingga akhirnya nilai tukar rupiah kembali mendekati level Rp 15.700 per dollar AS.

Koreksi nilai tukar rupiah selaras dengan penguatan indeks dollar AS yang terjadi pada pagi hari ini. Terpantau greenback berada pada kisaran 106,45.

Baca juga: Mengekor Wall Street dan Bursa Regional, IHSG Kembali Melemah

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, indikator ekonomi AS menunjukkan sinyal yang beragam tentang kondisi ekonomi AS saat ini. Tingkat penjualan yang mencerminkan konsumsi tercatat meningkat, sementara investasi justru terkontraksi.

"US retails sales naik menjadi 1,3 persen mom (month on month) dari sebelumnya 0,0 persen mom, dan tercatat lebih tinggi dari perkiraan, 1,0 persenmom. Sementara itu, di sisi investasi, US Industrial Production mencatat -0,1 persen mom, lebih rendah dari perkiraan, 0,1 persen mom, dan juga lebih rendah dari bulan sebelumnya, 0,1 persen mom," tuturnya, kepada Kompas.com, Kamis.

Di sisi lain, Josua menambahkan, salah satu pejabat bank sentral AS, The Federal Reserve, Christopher Waller menyampaikan dukungannya terhadap kenaikan suku bunga 50 basis points (bps) pada Desember. Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa The Fed mulai condong ke kenaikan suku bunga 50 bps bulan depan.

Baca juga: Stabil, Simak Rincian Harga Emas Antam Hari Ini

Selain itu, pelemahan rupiah juga disebabkan oleh meningkatnya ketegangan geopolitik pasca insiden rudal ke Polandia. Akan tetapi, pelemahan tidak hanya terjadi pada rupiah, tetapi juga pada mata uang Asia lainnya.

"Pelemahan Rupiah juga didorong oleh melemahnya harga rumah di China yang pada gilirannya memicu kekhawatiran terhadap permintaan konsumen di China," kata Josua.

Adapun siang hari ini, Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan hasil RDG BI. Josua memproyeksi, I akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps menjadi 5 persen karena inflasi inti sudah melambat pada bulan Oktober.

"USD/IDR diperkirakan akan berada di rentang 15.575-15.675 pada hari ini," ucapnya.

Baca juga: Masalah Geopolitik dan Permintaan Dorong Harga Minyak Dunia Anjlok

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com