Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri PPN: Transformasi Ekonomi Kuatkan Ekonomi RI Hadapi Resesi

Kompas.com - 21/11/2022, 20:30 WIB
Ade Miranti Karunia,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BADUNG, KOMPAS.com - Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa mengatakan, dengan adanya transformasi ekonomi diharapkan bisa memperkuat ekonomi Indonesia meski pada tahun depan (2023), ancaman resesi global membayangi.

"Transformasi ekonomi kita dalam rangka untuk ketahanan ekonomi nasional kita kedepan. Bukan kita melakukan transformasi ekonomi lalu dihadang resesi, justru tidak," ujarnya ditemui di Bali, Senin (21/11/2022).

"Justru transformasi ekonomi menguatkan daya mampu kita, sehingga keadaan apapun kekenyalan dari resilience ekonomi itu teruji. Jadi, jangan dihadap-hadapkan itu," lanjut Suharso.

Baca juga: Kepala Bappenas Optimis Kenaikan Upah Minimum Akan Dorong Daya Beli Masyarakat

Kementerian PPN/Bappenas ingin mengajak pemangku kepentingan untuk menyusun kembali strategi dalam rangka reindustrialisasi, menempatkan industri dalam peta Indonesia, makro Indonesia, untuk percepatan pembangunan, untuk kesejahteraan.

Menurut Suharso, reindustrialisasi akan menjadi kunci penting transformasi ekonomi Indonesia pasca pandemi Covid-19.

Baca juga: Kepala Bappenas: Reindustrialisasi Jadi Kunci Penting Transformasi Ekonomi RI Pasca Pandemi

 

Seiring dengan membaiknya perekonomian Indonesia, peningkatan share industri pengolahan terhadap produk domestik bruto juga menjadi prioritas.

"Industrialisasi ke depan harus menjawab kebutuhan lifestyle baru, yang sustainable, smart, and functional. Konsumen-konsumen kita semakin pandai, semakin smart, maunya affordable dan canggih. Dengan demikian, juga model-model bisnis akan berubah, permintaan tenaga kerja berubah dan demikian juga cara pembiayaan juga berubah," ucapnya.

Baca juga: 29 Tahun Indonesia Terjebak Negara Pendapatan Menengah, Suharso: Maksimal Itu 14-28 Tahun

Tantangan 2023

Pemberitaan Kompas.com sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, guncangan perekonomian dunia yang terjadi saat ini bukanlah 'kaleng-kaleng'.

Oleh sebab itu, anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) memiliki peranan penting untuk bisa meredam guncangan yang terjadi.

Terlebih, guncangan ekonomi global diproyeksi akan berlanjut di tahun depan, bahkan lembaga-lembaga internasional memprediksi bakal terjadinya resesi global di 2023.

Dia memaparkan, ekonomi global sempat tertekan akibat pandemi Covid-19, namun ketika mulai terjadi pemulihan malah justru diperhadapkan guncangan akibat perang Rusia dan Ukraina.

Kini dunia sedang menghadapi krisis pangan dan energi, lonjakan inflasi, dan tren kenaikan suku bunga acuan yang melemahkan perekonomian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com