Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hingga 22 November 2022 Sudah Rp 167,45 Triliun Dana Asing Keluar dari Pasar SBN

Kompas.com - 24/11/2022, 14:56 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, gejolak ekonomi global turut memberikan sentimen negatif pada pasar obligasi Indonesia. Tercatat, sejak awal tahun hingga 22 November 2022 sudah terjadi capital outflow atau keluarnya dana asing dari pasar surat berharga negara (SBN) sebesar Rp 167,45 triliun.

"Sentimen negatif yang terjadi akibat kondisi global telah menekan semua negara emerging market dalam bentuk capital outflow. Indonesia juga mengalami. Foreign bond holder (investor asing) turun Rp 167,45 triliun, artinya mereka melepas bonds Indonesia," ungkapnya dalam konferensi pers APBN KiTa, Kamis (24/11/2022).

Keluarnya modal asing dari pasar SBN, kata Sri Mulyani, turut dipengaruhi kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) yang menaikkan suku bunga acuannya dengan agresif guna menekan lonjakan inflasi. Sepanjang 2022, The Fed sudah menaikkan suku bunga sebanyak 375 basis poin.

Baca juga: Imbas Kebijakan AS, RI Sudah Kehilangan Dana Asing hingga Rp 120 Triliun

Kini porsi kepemilikan asing terhadap SBN tercatat hanya sebesar 14,06 persen per 22 November 2022. Jumlah tersebut semakin menurun dibandingkan sejak akhir 2019 yang porsi kepemilikan asing tercatat mencapai 38,57 persen.  

Artinya, sebagian besar obligasi pemerintah dipegang oleh Bank Indonesia (BI) maupun investor domestik, seperti bank, asuransi dan dana pensiun, serta masyarakat.  

"Komposisi asing yang sekarang relatif di sekitar 14 persen, penurunan ini tidak menimbulkan guncangan di yield (imbal hasil) dari surat utang negara, sehingga ini relatif bagus," kata Sri Mulyani.

Baca juga: Sepekan, Dana Asing yang Keluar dari Pasar Modal Mencapai Rp 4,2 Triliun

 


Secara bulanan, lanjutnya, pasar SBN pada November 2022 menunjukkan perbaikan dengan mencatatkan capital inflow atau masuknya aliran modal asing sebesar Rp 10,66 triliun. Berbanding terbalik dengan Oktober 2022 yang mengalami capital outflow sebesar Rp 17,03 triliun.

Menurut Sri Mulyani, mulai kembalinya modal asing ke tanah air dikarenakan inflasi AS yang mulai terkendali dengan turun ke level 7,7 persen pada Oktober 2022. Realisasi itu menjadi sinyal adanya potensi perlambatan kenaikan suku bunga AS untuk ke depannya.

"Menurunnya inflasi AS memberi sinyal perlambatan kenaikan FFR (Federal Funds Rate) yang mendorong asing masuk ke pasar obligasi negara emerging market, termasuk Indonesia pada November 2022," ungkap dia.

Baca juga: Selama 3 Tahun, BI Beli SBN di Pasar Perdana Rp 1.144 Triliun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com