Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KB Financial Kembali Suntik Modal ke Bukopin lewat Rights Issue

Kompas.com - 01/12/2022, 11:32 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan keuangan asal Korea Selatan, KB Financial Group kembali menambahkan modalnya ke PT Bank KB Bukopin Tbk melalui rights issue, Rabu (30/11/2022).

Deputy President Director KB Bukopin Robby Mondong menjelaskan, aksi korporasi tersebut merupakan upaya KB Bukopin dalam menjaga kecukupan modal sesuai regulasi dan mendukung ekspansi bisnis yang berkelanjutan.

"Dalam rangka menjaga daya saing yang sehat dan kuat di industri keuangan nasional maupun regional. Sehingga dapat memberikan nilai tambah baik kepada pemegang saham, karyawan, manajemen, serta kepada pemegang kepentingan yang lebih luas (stakeholder)," katanya melalui pernyataan tertulis.

Baca juga: IHSG Melemah, Saham Sektor Teknologi Terkoreksi Paling Dalam

Penambahan modal KB Bukopin tersebut rencananya akan dilakukan melalui Penawaran Umum Terbatas (PUT VII) dengan skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMTED) atau rights issue dengan menerbitkan saham baru seri B sebanyak-banyaknya 120 miliar lembar saham.

Adapun tingkat kecukupan pemenuhan modal minimum atau Capital Adequacy Ratio (CAR) KB Bukopin posisi September 2022 berada pada 17,59 persen (unaudited), telah sesuai dengan ketentuan PSAK 71.

Sesuai dengan Keterbukaan Informasi yang telah dipublikasikan oleh KB Bukopin, PUT VII direncanakan dengan menerbitkan saham baru, yaitu Saham Biasa Kelas B sebanyak-banyaknya 120 miliar saham.

Baca juga: Harga Pertamax Turbo di Seluruh Indonesia Naik per 1 Desember, Ini Rinciannya

Jumlah saham yang akan diterbitkan tersebut bergantung pada keperluan dana KB Bukopin dan harga dari pelaksanaan PUT VII. Robby bilang, dengan adanya tambahan struktur modal baru, KB Bukopin semakin siap dan optimis dalam berkompetisi di layanan industri keuangan nasional.

KB Bukopin pada akhir Juni 2022, telah melakukan transaksi penjualan Non-Performing Loan (NPL) dan kredit berisiko (Loan at Risk/ LAR) sebanyak 180 debitur dengan nilai Original Principal Balance (OPB) sebesar Rp 4,14 triliun.

Rasio rentabilitas juga diharapkan dapat terus menunjukkan perbaikan seiring pertumbuhan kredit baru yang sampai dengan Juni 2022 pertumbuhan kredit baru mencapai lebih dari Rp 2,4 triliun.

Adapun penggerak pertumbuhan kredit baru yang utama berasal dari segmen Komersial dan Retail dengan kontribusi masing-masing sebesar 42 persen dan 39 persen, sedangkan pada segmen MSME pertumbuhan kredit sebesar 19 persen.

Baca juga: Harga Emas Antam Naik Rp 10.000 Per Gram, Simak Rinciannya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com