Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilema Pakai Kereta Cepat, Mau ke Bandung, tapi Turun di Padalarang

Kompas.com - Diperbarui 04/12/2022, 03:04 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) ditargetkan akan mulai beroperasi pada Juni 2023. Kabarnya, untuk mendukung target keterisian penumpang, muncul wacana menutup layanan KA Argo Parahyangan yang jadi pesaing kereta peluru berjuluk Komodo Merah itu. 

Seperti diketahui, meski bernama Kereta Cepat Jakarta Bandung, kereta ini sejatinya tak menghubungkan Kota Jakarta dengan Kota Bandung.

Ini karena lokasi stasiun kereta berada di Tegalluar yang masuk Kabupaten Bandung, dan Stasiun Padalarang yang merupakan wilayah Kabupaten Bandung Barat.

Baik Padalarang maupun Tegalluar, merupakan wilayah pinggiran atau daerah penyangga Kota Bandung. Untuk menuju pusat Kota Bandung dari kedua wilayah tersebut, setidaknya dibutuhkan waktu sekitar 30-45 menit, itu pun jika jalanan lenggang alias tanpa macet.

Jika jalanan macet, tentulah membutuhkan waktu lebih lama. Itu sebabnya, penumpang disarankan perlu turun di Padalarang dan beralih menggunakan KA feeder. 

Baca juga: Debat Panas Said Didu Vs Arya Sinulingga soal Dihapusnya Argo Parahyangan demi Kereta Cepat

Naik turun di Bandung

Bagi penumpang yang memang tinggal dan bekerja sekitar di Tegalluar dan Padalarang, tentu jadi keuntungan tersendiri. Namun, bagi penumpang yang ingin ke Kota Bandung atau sebaliknya, naik kereta cepat artinya harus bersiap sedia berganti moda transportasi.

Presiden Direktur PT KCIC Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan, pihaknya membangun stasiun kereta cepat di Padalarang untuk mengakomodasi penumpang dari atau menuju Kota Bandung dengan kereta pengumpan atau feeder.

Dengan kata lain, penumpang kereta cepat dari Jakarta yang ingin melanjutkan perjalanan ke Kota Bandung atau Cimahi harus berhenti di Stasiun Padalarang milik KCIC dan berjalan kaki menuju Stasiun Padalarang milik PT KAI. Kedua stasiun itu terpisah jarak beberapa ratus meter.

Stasiun kereta cepat dan kereta reguler itu saat ini dibangun dalam satu kawasan atau hub. Nantinya, di Stasiun Padalarang PT KAI, penumpang bisa menaiki KA feeder yang menuju ke Kota Bandung dan Cimahi.

Selain menggunakan KA feeder, penumpang kereta cepat yang turun di Padalarang dan hendak ke Bandung dan Cimahi, bisa menggunakan kereta lokal (KRD Bandung Raya).

Baca juga: Wacana KA Argo Parahyangan Dihapus demi Kereta Cepat

"Di Stasiun hub Padalarang ini, akan terjadi konektivitas yang nyaman bagi penumpang KCJB yang ingin langsung melanjutkan perjalanan ke Kota Cimahi dan Bandung dengan KA feeder yang dilayani oleh PT KAI," kata Dwiyana, dikutip dari Antara, Sabtu (3/12/2022).

Ia menjelaskan, penambahan stasiun hub di Padalarang dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai aspek, seperti demografi, komersial, dan infrastruktur di area Padalarang, yang memadai dan mampu menyasar penumpang yang berasal dari Bandung bagian barat.

"Stasiun kereta cepat akan berada di sebelah barat stasiun KA Padalarang. Penumpang yang hendak menggunakan layanan kereta cepat dari Padalarang atau sebaliknya akan disediakan KA konvektivitas menuju Stasiun Cimahi dan Bandung," katanya.

Ia memaparkan, KA feeder akan menggunakan rangkaian KRD yang didesain seperti KA Bandara, dan melayani rute dari Stasiun Padalarang menuju Stasiun Bandung serta dapat berhenti di Stasiun Cimahi.

Baca juga: Ini Cara Agar Kereta Cepat Jakarta-Bandung Tak Sepi Penumpang

Menurut rencana, pemberangkatan KA feeder ini adalah setiap 20 menit pada jam sibuk dan 30 menit di luar jam sibuk atau menyesuaikan operasional kereta cepat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com