Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya BCA dan BRI Cegah Kasus Pembobolan Rekening Nasabah Berkedok Penipuan Terulang

Kompas.com - 09/12/2022, 10:15 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Modus penipuan siber social engineering atau soceng semakin beragam dari waktu ke waktu. Bukannya berkurang, pelaku justru semakin kreatif dalam membuat skenario penipuan agar bisa terus menjerat korban.

Beberapa waktu lalu marak modus penipuan biaya transfer BRI dan BCA, kemudian berubah menjadi penawaran nasabah prioritas BCA. Lalu terakhir berpura-pura menjadi kurir jasa pengiriman dan petugas PLN untuk bisa membobol dana nasabah bank.

Apapun skenario penipuan soceng ini, tetap saja yang dirugikan ialah masyarakat. Saldo rekening yang sudah ditabung selama bertahun-tahun diambil pelaku dan sangat jarang bisa dikembalikan utuh ke korban.

Baca juga: Awas Penipuan! Jangan Asal Install Aplikasi BCA

Lantaran modus ini masih terus marak terjadi dan semakin banyak menelan korban, masyarakat menjadi bertanya-tanya apa yang sudah dilakukan perbankan untuk menumpas kasus penipuan ini?

Sebab, jika pelaku penipuan memiliki 1.001 cara untuk menjerat korban, seharusnya pihak bank bisa selangkah di depan untuk melakukan pencegahan menggunakan teknologi yang lebih canggih dari si pelaku.

Baca juga: Marak Penipuan Mengatasnamakan Kurir Ekspedisi, BRI Imbau Tidak Sembarang Mengunduh File

Selama ini perbankan seolah merasa sudah menunaikan kewajibannya dengan menangkap pelaku dan memberikan imbauan kepada masyarakat yang entah imbauan tersebut sampai atau tidak ke telinga masyarakat.

Sementara dari sisi mitigasi nampaknya perbankan belum berhasil melakukannya mengingat trik-trik penipuan yang sudah lama pun tetap memakan korban.

Kompas.com berusaha untuk menanyakan kepada pihak bank apa saja yang mereka lakukan untuk memitigasi tindak pembobolan rekening dengan skema penipuan dan inilah jawaban mereka.

Baca juga: Soal Tarif Transaksi Rp 150.000, BCA: Itu Aksi Penipuan!

BCA

Executive Vice President Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan, pihaknya terus bekerja sama dengan pihak kepolisian guna menangkap pelaku-pelaku penipuan.

"Sebagai institusi perbankan, kami senantiasa mematuhi peraturan yang berlaku. Pada prinsipnya, kami juga terbuka untuk bekerja sama dengan berbagai pihak berwenang," kata Hera kepada Kompas.com, Jumat (9/12/2022).

Dia menyebut, pihaknya selama ini telah konsisten memberikan edukasi kepada nasabah BCA agar berhati-hati terhadap oknum yang mengatasnamakan BCA dan imbauan untuk selalu menjaga kerahasiaan data pribadi.

Baca juga: Viral Video Rekening Brigadir J Nyaris Rp 100 Triliun, BNI: Itu Bukan Saldo, melainkan Nilai Pemblokiran

Edukasi ini, kata dia, dilakukan melalui platform digital milik BCA seperti website, media sosial, aplikasi perpesanan, email, hingga penempatan imbauan di media massa.

"BCA juga melakukan edukasi secara offline kepada sejumlah komunitas, termasuk komunitas masyarakat anti hoax seluruh indonesia. Dengan segala upaya ini, BCA berharap dapat menjangkau nasabah BCA sebanyak-banyaknya di segala usia dan kalangan," jelasnya.

Kemudian, dia juga mengimbau para nasabah jika mendapatkan surat yang mencurigakan atau mengatasnamakan BCA untuk dapat menghubungi kantor cabang setempat atau melalui HaloBCA 1500888.

"Jangan pernah bagikan data pribadi perbankan yang sifatnya rahasia seperti nomor kartu ATM, PIN, OTP, dan lain lain. Pastikan juga untuk mendapatkan informasi hanya dari channel resmi BCA," ujarnya.

Baca juga: Waspada, Penipuan Berkedok Perubahan Biaya Transaksi BCA dan BRI Masih Marak

 

BRI

Sementara itu, Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan, dari sisi pencegahan BRI terus melakukan edukasi kepada nasabah untuk meningkatkan literasi digital nasabah.

Salah satunya, BRI mengerahkan pekerjanya sebagai Penyuluh Digital yang akan mengajari masyarakat dan mewanti-wanti, hati-hati terhadap kejahatan digital, skimming, social engineering, dan lain-lain.

BRI juga kerap mengimbau nasabah untuk mewaspadai berbagai macam modus kejahatan siber baik berupa hacking, phishing, pharming, social engineering, maupun skimming.

Sikap waspada ini dapat dilakukan selalu menjaga kerahasiaan data pribadi, seperti nomor kartu ATM, PIN, CVV/CVN, kode OTP dan Token, berhati-hati dalam melakukan transaksi, serta memastikan bahwa transaksi keuangan hanya dlakukan pada kanal resmi perbankan.

Baca juga: BRI akan Usut dan Tangkap Pelaku Penipuan Berkedok Kurir Paket

Tentu saja, dia bilang, BRI juga akan terus berusaha memberikan layanan perbankan yang dilengkapi dengan pengamanan siber yang tinggi untuk seluruh nasabah.

"BRI telah mengadopsi dan menerapkan serangkaian kebijakan dan pedoman operasional pengamanan privasi data nasabah di seluruh operasional unit kerja," ucapnya.

Hal ini diterapkan melalui berbagai Pedoman Pelaksanaan Pengamanan Informasi yang meliputi panduan prosespengelolaan, penggunaan, pemusnahan, pemantauan, evaluasi, pelaporan informasi dan tindak lanjut atas insiden keamanan informasi.

Dia menyebut, melalui penerapan Pedoman Pelaksanaan ini, privasi dan keamanan nasabah dapat terjaga dengan baik.

Sementara untuk mengembangkan keamanan siber, BRI telah mengadopsi kerangka kerja keamanan siber dari National Institute of Standard and Technology (NIST) yaitu NIST CSF (Cybersecurity Framework).

"Penerapan kerangka kerja ini juga diselaraskan dengan peraturan dan kerangka kerja dari Regulator termasuk Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan agar selaras dengan regulasi yang berlaku," jelasnya.

Baca juga: Modus Penipuan Soceng Makin Marak, BRI: Tanggung Jawab Semua Pihak

Selain pengamanan menggunakan teknologi, BRI sudah memiliki Tim CSIRT (Computer Security Incident Response Team) dengan sertifikasi dari BSSN yang siap menindaklanjuti setiap insiden yang terjadi sehingga risikonya bisa dimitigasi dan BRI dapat melakukan perbaikan-perbaikan apabila diperlukan untuk meningkatkan ketahanan dan keamanan siber ke depannya.

Dari sisi penanganan, BRI terus bekerja sama dengan pihak berwajib untuk mengusut dan menangkap para pelaku kejahatan siber ini yang kerap merugikan nasabah BRI.

"Menghadapi kasus-kasus yang ada saat ini, BRI juga terus proaktif berkolaborasi dengan Polri untuk melakukan pengungkapan dan penangkapan para pelaku kejahatan social engineering," tukasnya.

Baca juga: Usai Modus Penipuan J&T, Kini Viral Modus Penipuan Mengatasnamakan PLN

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com