Namun di Amerika, Presiden Herbert Hoover hanya bersedia mengakomodasi sebagian saran Keynes, yakni dari sisi fiskal. Walaupun proporsinya tak banyak, Hoover bersedia mengalokasikan anggaran untuk program pekejaan publik.
Namun secara moneter, Hoover bersikeras untuk tidak mengikuti Inggris. Hoover sangat yakin bahwa standar emas adalah pilihan moneter terbaik untuk keluar dari Great Depression.
Keteguhan Hoover membuat nasabah perbankan Amerika "nervous" memegang dollar AS alias lebih percaya diri memegang emas untuk lindung nilai dari ketidakpastian ekonomi.
Ribuan bank tutup dan dinyatakan "insolvent" karena kehabisan likuiditas dan cadangan emas.
Sementara di saat itu, akhir Februari jelang Maret 1933, Hoover sudah berstatus "lame duck." Artinya FDR belum resmi jadi presiden alias masih sebagai "president-elect".
Secara prinsipil Hoover kurang tertarik dengan kebijakan "bank holiday" untuk mengantisipasi krisis perbankan lebih lanjut karena akan memperlihatkan kepada publik dan dunia bahwa perbankan Amerika benar-benar sedang sakit.
Namun, ia bersedia mengambil langkah pahit tersebut selama dilakukan bersama dengan FDR sebagai "the president-elect."
FDR menolak karena merasa belum mempunyai wewenang untuk ikut mengumumkan kebijakan sepenting itu. FDR mendukung Hoover mengumumkannya sendiri.
Menanggapi itu, Hoover menolak mengeluarkan kebijakan "bank holiday" sendiri di saat bank-bank mulai berjatuhan satu-persatu.
Nah, dalam kontek itulah pernyataan Franklin Rosevelt di atas dilepaskan ke publik. FDR ingin memperkenalkan kebijakan moneter baru dengan dukungan "adequate but sound currency."
FDR mengunakan istilah diplomatis tersebut sebagai representasi atas rencana besarnya untuk melepaskan dollar AS dari standar emas dan mendorong kenaikan harga-harga komoditas pertanian agar tidak terjadi revolusi komunis di Amerika (inflasionist).
Setelah inagurasi pada 4 Maret 1933 (FDR presiden terakhir yang diinagurasi pada tanggal itu, karena selanjutnya berubah ke tanggal 20 Januari), kebijakan pertama yang diambil FDR adalah memberlakukan kebijakan "bank holiday."
Dari tanggal 5 Maret sampai 13 Maret, bank-bank tutup. Masyarakat kelabakan karena kehabisan dollar AS untuk transaksi sehari-hari.
Sebagian menukar emas dengan kebutuhan sehari-hari, sebagian menggadaikannya ke pegadaian agar mendapatkan uang kas.
Kebijakan bank holiday menyadarkan publik bahwa memegang emas ternyata tidak seindah yang mereka bayangkan.
Saat satu per satu bank yang dianggap sehat (bank klasifikasi A) mulai dibuka tanggal 14 Maret, masyarakat pemegang emas mulai antre untuk menukar emasnya dengan dollar AS.
Memang sejak Great Depression, perbankan Amerika bertumbangan. Dari total 24.000 bank sebelum krisis, sisanya hanya 14.000. Artinya, 10.000 bank dilikuidasi.
Namun kepercayaan publik kepada bank dan dollar AS kembali pulih, yang membuka pintu untuk rencana "adequate but sound money" versi New Deal ke tahap selanjutnya.
Bank-bank yang sehat akhirnya "back to business" satu per satu, emas kembali ke brankas bank dan sebagian besar dollar AS kembali ke peredaran ekonomi riil.