Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ronny P Sasmita
Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution

Penikmat kopi yang nyambi jadi Pengamat Ekonomi

Narasi Ekonomi Optimistis Menghadapi Resesi Global

Kompas.com - 11/12/2022, 06:40 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Namun di Amerika, Presiden Herbert Hoover hanya bersedia mengakomodasi sebagian saran Keynes, yakni dari sisi fiskal. Walaupun proporsinya tak banyak, Hoover bersedia mengalokasikan anggaran untuk program pekejaan publik.

Namun secara moneter, Hoover bersikeras untuk tidak mengikuti Inggris. Hoover sangat yakin bahwa standar emas adalah pilihan moneter terbaik untuk keluar dari Great Depression.

Keteguhan Hoover membuat nasabah perbankan Amerika "nervous" memegang dollar AS alias lebih percaya diri memegang emas untuk lindung nilai dari ketidakpastian ekonomi.

Ribuan bank tutup dan dinyatakan "insolvent" karena kehabisan likuiditas dan cadangan emas.

Sementara di saat itu, akhir Februari jelang Maret 1933, Hoover sudah berstatus "lame duck." Artinya FDR belum resmi jadi presiden alias masih sebagai "president-elect".

Secara prinsipil Hoover kurang tertarik dengan kebijakan "bank holiday" untuk mengantisipasi krisis perbankan lebih lanjut karena akan memperlihatkan kepada publik dan dunia bahwa perbankan Amerika benar-benar sedang sakit.

Namun, ia bersedia mengambil langkah pahit tersebut selama dilakukan bersama dengan FDR sebagai "the president-elect."

FDR menolak karena merasa belum mempunyai wewenang untuk ikut mengumumkan kebijakan sepenting itu. FDR mendukung Hoover mengumumkannya sendiri.

Menanggapi itu, Hoover menolak mengeluarkan kebijakan "bank holiday" sendiri di saat bank-bank mulai berjatuhan satu-persatu.

Nah, dalam kontek itulah pernyataan Franklin Rosevelt di atas dilepaskan ke publik. FDR ingin memperkenalkan kebijakan moneter baru dengan dukungan "adequate but sound currency."

FDR mengunakan istilah diplomatis tersebut sebagai representasi atas rencana besarnya untuk melepaskan dollar AS dari standar emas dan mendorong kenaikan harga-harga komoditas pertanian agar tidak terjadi revolusi komunis di Amerika (inflasionist).

Setelah inagurasi pada 4 Maret 1933 (FDR presiden terakhir yang diinagurasi pada tanggal itu, karena selanjutnya berubah ke tanggal 20 Januari), kebijakan pertama yang diambil FDR adalah memberlakukan kebijakan "bank holiday."

Dari tanggal 5 Maret sampai 13 Maret, bank-bank tutup. Masyarakat kelabakan karena kehabisan dollar AS untuk transaksi sehari-hari.

Sebagian menukar emas dengan kebutuhan sehari-hari, sebagian menggadaikannya ke pegadaian agar mendapatkan uang kas.

Kebijakan bank holiday menyadarkan publik bahwa memegang emas ternyata tidak seindah yang mereka bayangkan.

Saat satu per satu bank yang dianggap sehat (bank klasifikasi A) mulai dibuka tanggal 14 Maret, masyarakat pemegang emas mulai antre untuk menukar emasnya dengan dollar AS.

Memang sejak Great Depression, perbankan Amerika bertumbangan. Dari total 24.000 bank sebelum krisis, sisanya hanya 14.000. Artinya, 10.000 bank dilikuidasi.

Namun kepercayaan publik kepada bank dan dollar AS kembali pulih, yang membuka pintu untuk rencana "adequate but sound money" versi New Deal ke tahap selanjutnya.

Bank-bank yang sehat akhirnya "back to business" satu per satu, emas kembali ke brankas bank dan sebagian besar dollar AS kembali ke peredaran ekonomi riil.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Whats New
IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com