Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
William Henley
Pendiri Indosterling Capital

Pendiri Indosterling Capital

Memperkuat Mesin Ekonomi via Transformasi Edukasi

Kompas.com - 19/12/2022, 11:53 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BERSIAP-siaplah, pendulum kekuatan ekonomi dunia kini bergerak ke timur. Hingga tahun 2000, jajaran negara dengan perekonomian terbesar dunia memang masih didominasi oleh negara-negara Amerika dan Eropa.

Amerika Serikat (AS) ada di puncak, disusul Jepang, Jerman, Inggris, Perancis, Tiongkok, Italia, Kanada, Meksiko, dan Brasil.

Di daftar 10 raksasa ekonomi, hanya ada dua negara Asia yang muncul. Seiring waktu berjalan, Asia tumbuh menjadi powerhouse baru dalam peta ekonomi global. Kebangkitan industrialisasi Tiongkok dan India menjadi lokomotif ekonomi Asia.

Dua dekade berselang, hingga 2021, Amerika Serikat (AS) memang masih ada di puncak daftar perekonomian terbesar dunia dengan gross domestic product (GDP) sebesar 22.996 miliar dollar AS. Tiongkok menempel ketat di posisi dua dengan GDP senilai 17.734 miliar dollar AS.

Di daftar 10 besar, raksasa ekonomi Asia terus merangsek. Ada Jepang di posisi 3, India posisi 6, dan Korea Selatan di posisi 10.

Di mana posisi Indonesia? Dengan GDP sebesar 1.186 miliar dollar AS, Indonesia saat ini masih ada di ranking 16 dunia.

Namun, peta ekonomi ini bergerak dinamis. Riset dari berbagai institusi global menyebut, powerhouse Asia akan makin kuat dan bakal mendominasi ekonomi dunia.

Terbaru, riset Goldman Sachs yang dirilis awal Desember ini menyebut bahwa tahun 2050 akan menjadi momentum penting bagi Asia.

Pada tahun itu, Asia akan mendominasi puncak perekonomian dunia. Tiongkok akan mengkudeta Amerika Serikat yang sudah puluhan tahun ada di ranking 1 dunia. India yang pada 2021 ada di posisi 6 akan naik ke ranking 3.

Inilah kabar gembiranya, posisi 4 negara dengan ekonomi terbesar dunia akan diduduki Indonesia. Ya, Indonesia yang pada 2021 masih ada di posisi 16, akan terus merangsek ke posisi 4 pada 2050.

Proyeksi Goldman Sachs ini sejalan dengan beberapa institusi global lainnya. Misalnya, PricewaterhouseCoopers (PwC) yang juga memproyeksi dominasi Asia tahun 2050. Bedanya, Tiongkok dan India akan ada di posisi 1 dan 2.

Amerika Serikat di peringkat 3 dan Indonesia di posisi 4. Setali tiga uang, The Economist Intelligence Unit (EIU) juga memproyeksi Indonesia akan menjadi pemain kunci dalam perekonomian global dan menduduki peringkat 4 ekonomi terbesar dunia pada 2050.

Relasi ekonomi dan pendidikan

Kita bisa berdecak kagum melihat cerahnya potensi ekonomi Indonesia masa depan. Namun jangan sampai lengah.

Proyeksi ekonomi disusun atas berbagai asumsi yang melibatkan begitu banyak komponen yang terkait dengan daya saing suatu negara.

Market domestik yang begitu besar dengan 270 juta penduduk tentu menjadi faktor krusial. Namun, potensi market domestik saja tak cukup untuk menjadi kekuatan daya saing Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Whats New
IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com