Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
William Henley
Pendiri Indosterling Capital

Pendiri Indosterling Capital

Memperkuat Mesin Ekonomi via Transformasi Edukasi

Kompas.com - 19/12/2022, 11:53 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Infrastruktur yang selama ini menjadi salah satu titik lemah daya saing Indonesia, sudah mendapat perhatian serius era pemerintahan Presiden Jokowi.

Transformasi di bidang infrastruktur menjadi modal penting bagi lepas landasnya perekonomian Indonesia.

Namun, ini harus dibarengi dengan transformasi di berbagai bidang lain, agar titik-titik lemah dalam struktur daya saing Indonesia bisa terus diperkuat. Salah satu yang harus serius diperhatikan adalah transformasi sektor pendidikan.

Mengapa? Kualitas sektor pendidikan di negara-negara maju menjadi bukti empiris betapa pentingnya pendidikan bagi kemajuan suatu bangsa.

Ekonom peraih Nobel T.W. Schultz menyebut, investasi pada pendidikan berkorelasi erat dengan tingkat kenaikan income penduduk yang selanjutnya memperkuat daya beli dan menjadi mesin pendorong ekonomi.

Riset Bank Dunia, Education Strategy 2020: Learning for All, Investing in People’s Knowledge and Skills to Promote Development, menegaskan bahwa investasi pada kualitas pendidikan menjadi faktor penunjang pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dan berkelanjutan.

Pendidikan berkualitas tidak hanya menjadi faktor naiknya produktivitas tenaga kerja yang membuka jalan untuk memperoleh income yang lebih tinggi, tapi juga memperkuat kemampuan adaptif individu terhadap pesatnya perkembangan teknologi.

Sehingga, selain memperkuat daya beli, peningkatan kemampuan adaptif individu secara kolektif akan memperkuat daya saing negara di peta kompetisi global.

Namun, lagi-lagi, meningkatkan kualitas pendidikan bukan perkara mudah. Mismatch antara lulusan pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja sudah menjadi isu krusial dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) Indonesia.

Pada 2018, Bank Dunia menyebut estimasi bahwa Indonesia akan mengalami kekurangan 9 juta tenaga kerja yang terampil di bidang teknologi informasi sepanjang periode 2015 – 2030.

Ini tentu menjadi tantangan besar yang harus dipecahkan oleh dunia pendidikan di Indonesia agar gap atau kesenjangan tersebut bisa diisi dengan lahirnya generasi muda yang terampil di bidang teknologi informasi dan berbagai bidang lainnya.

Gap di sektor pendidikan juga harus direspons dengan serius. Kita perlu mengingat pernyataan Mendikbudristek Nadiem Makarim tentang gap adopsi teknologi yang makin terlihat di kala pandemi.

Lembaga pendidikan di wilayah yang lebih maju bisa lebih cepat beradaptasi dengan kebutuhan pemanfaatan teknologi, baik dari sisi infrastruktur teknologi maupun kemampuan pengajar dan murid.

Sementara itu, di daerah yang belum maju, penguasaan teknologi masih kurang. Gap teknologi ini memperlebar ketidakdilan dalam akses pendidikan yang berkualitas.

Kesenjangan dalam literasi dan penguasaan teknologi menjadi tantangan besar jika Indonesia ingin memperluas akses pendidikan berkualitas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com