Bos Kopi Kenangan Beberkan Strategi Bertahan di Tengah Pandemi hingga Siapkan Ekspansi pada 2023

JAKARTA, KOMPAS.com - CEO sekaligus Co-Founder Kopi Kenangan Edward Tirtanata tidak menampik bahwa perusahaannya sempat terkena efek dari mewabahnya pandemi Covid-19.

Namun, pihaknya tidak berdiam diri dan memutar otak mencari jalan keluar agar usaha kopinya tetap bisa berjalan.

"Bayangkan saja ketika pandemi orang-orang tidak lagi ke kantor, mereka diam di rumah. Tidak ada lagi yang datang ke toko memesan kopi. Saat itu kami melihat ada penurunan pendapatan dan kami tidak hanya diam, kami masuk ke digital, memanfaatkan semua platform pembelanjaan online yang ada," ujarnya dalam acara Indonesia PE-VC Summit 2023, di Jakarta, Kamis (12/1/2023).

Baca juga: Setelah Kopi Kenangan dan Sari Ratu, 4.000 Resto RI Ditargetkan Buka di Luar Negeri hingga 2024

Edward menuturkan, usahanya tersebut pun cukup terbilang sukses. Bahkan, pada saat pandemi 70 persen penghasilannya berasal dari aplikasi pemesanan makanan dan minuman online.

Hal ini jugalah yang membuat perusahaannya cepat berkembang hingga berhasil membuka cabangnya di Malaysia.

Walau demikian, Edward mengatakan, belanja online membuat adanya pergeseran tren konsumsi.

Baca juga: Terkenang Kopi Kenangan

Edward menjelaskan, apabila ketika pandemi banyak pelanggannya memesan kopi secara online, saat ini sudah mulai bergeser kembali ke arah sebelum pandemi mewabah yang memilih memesan kopi langsung ke tokonya (offline).

Oleh sebab itu, pihaknya juga sudah mulai membuat strategi baru yaitu menerapkan konsep memesan kopi secara grab and go atau take away yang mana kopi bisa dipesan dan dibungkus langsung untuk dibawa pulang.

"Selain itu, kami juga terus membuka ritel kami agar kami lebih dekat dengan pelanggan. Karena sesuka apa pun pelanggan sama menu kopi kami, tapi kalau lokasinya jauh jadi malas untuk belanja," jelas Edward.

Baca juga: Jadi Unicorn, Kopi Kenangan Targetkan Punya 1.000 Gerai di Tahun 2022

Edward menambahkan, dalam waktu dekat ini pun pihaknya berencana menambah jumlah gerainya di luar negeri seturut dengan cita-cita perusahaannya untuk hadir di semua pasar di Asia Tenggara.

"Sekarang memang sudah ada tim yang melakukan pencarian untuk cari tahu proses legal, building tim, lokasi, dan prosesnya cukup banyak. Kita enggak ada deadline untuk menentukan negara mana dulu, tapi kita ingin punya perusahaan di Asia Tenggara," pungkasnya.