KOMPAS.com – Diketahui bersama, ancaman resesi ekonomi 2023 menjadi salah satu topik yang menarik perhatian dalam beberapa waktu belakangan. Lantas, apa perbedaan resesi dan stagflasi?
Stagflasi dan resesi adalah dua situasi yang seolah mirip, namun sebenarnya berbeda. Artinya, arti stagflasi adalah tidak sama dengan resesi.
Artikel ini akan memberikan ulasan mengenai perbedaan resesi dan stagflasi lengkap dengan beberapa penyebab terjadinya situasi tersebut.
Baca juga: Stagflasi: Definisi, Penyebab, Akibat, dan Contohnya
Dikutip dari Investopedia pada Sabtu (14/1/2023), resesi adalah penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan, meluas, dan berkepanjangan.
Aturan praktis yang umum adalah bahwa pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) negatif selama dua kuartal berturut-turut berarti resesi, meskipun formula yang lebih kompleks juga digunakan.
Secara teknis, negara dengan pertumbuhan ekonomi atau PDB minus dalam periode dua kuartal berturut-turut disebut sebagai negara yang mengalami resesi.
Baca juga: Resesi Ekonomi: Definisi, Penyebab, dan Dampaknya
Berbeda dengan resesi, stagflasi adalah siklus ekonomi yang ditandai dengan pertumbuhan yang lambat dan tingkat pengangguran yang tinggi disertai dengan inflasi.
Dengan kata lain, stagflasi ekonomi adalah kombinasi dari tiga hal negatif yakni pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat, pengangguran yang lebih tinggi, dan harga yang lebih tinggi.
Pembuat kebijakan ekonomi menemukan kombinasi ini sangat sulit untuk ditangani, karena upaya untuk mengoreksi salah satu faktor dapat memperburuk faktor lainnya.
Baca juga: Apa Itu Inflasi? Pahami Pengertian, Penyebab, dan Dampak Inflasi
Banyak teori ekonomi mencoba untuk menjelaskan mengapa dan bagaimana perekonomian mengalami resesi. Teori-teori ini dapat dikategorikan secara luas sebagai ekonomi, keuangan, psikologis, atau kombinasi dari faktor-faktor ini.
Beberapa ekonom fokus pada perubahan ekonomi, termasuk pergeseran struktural dalam industri, sebagai hal yang paling penting.
Misalnya, lonjakan harga minyak yang tajam dan berkelanjutan dapat meningkatkan biaya ekonomi, yang menyebabkan resesi.
Beberapa teori mengatakan faktor keuangan menyebabkan resesi. Teori-teori ini berfokus pada pertumbuhan kredit dan akumulasi risiko keuangan selama masa ekonomi yang baik, kontraksi kredit dan jumlah uang beredar saat resesi dimulai, atau keduanya.
Baca juga: Apa Itu Ekonomi Syariah? Simak Pengertian, Karakteristik dan Tujuannya
Monetarisme, yang mengatakan bahwa resesi disebabkan oleh pertumbuhan pasokan uang yang tidak mencukupi, adalah contoh yang baik dari jenis teori ini.
Teori lain mengenai penyebab resesi ekonomi berfokus pada faktor psikologis, seperti kegembiraan yang berlebihan selama ledakan ekonomi dan pesimisme mendalam selama penurunan untuk menjelaskan mengapa resesi terjadi dan bertahan.