Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LRT Jabodebek: 2 Rangkaian Kereta yang Tabrakan Diperbaiki dan Tetap Dioperasikan

Kompas.com - 17/01/2023, 19:10 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi LRT Jabodebek Mochamad Purnomosidi mengatakan, 2 trainset atau rangkaian kereta LRT yang mengalami tabrakan pada Oktober 2021 lalu sudah diperbaiki dan tetap digunakan.

"Iya betul, dipakai setelah diperbaiki dan diganti oleh PT INKA, nanti akan dikirim ke sini (dua rangkaian LRT yang tabrakan)," kata Purnomo saat ditemui di Gedung OCC PT KAI Divisi LRT Jabodetabek, Tambun, Bekasi, Selasa (17/1/2023).

Purnomo mengatakan, 2 rangkaian kereta LRT Jabodebek tersebut sudah dilakukan pengujian yang dibantu para akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB)

Baca juga: Tarif LRT Jabodebek Diusulkan Sekitar Rp 12.000 hingga Rp 15.000

"Sudah perbaikan, sudah pengujian, dibantu teman-teman ITB, kita undang teman-teman ITB untuk membantu melakukan assessment terkait dengan teknikal assessment-nya," ujarnya.

Purnomo mengatakan, perbaikan dua rangkaian kereta LRT yang tabrakan itu memakan waktu satu tahun di mana PT INKA mengganti bagian depan kereta.

"Kereta yang paling rusak bener-bener diganti INKA full kepalanya. Bukan barang reject terus diperbaiki, itu enggak. Jadi yang benturan hadapan-hadapan, yang dua ini kepala dan kepala sama INKA diganti. Beli baru mereka," tuturnya.

Baca juga: Beroperasi Juli 2023, Progres Pembangunan LRT Jabodebek Capai 88,4 Persen

Lebih lanjut, Purnomo menjamin keselamatan penggunaan LRT Jabodebek di atas 100 persen karena sudah mengacu pada sistem.

Ia mengatakan, tabrakan dua LRT pada Oktober 2021 lalu disebabkan faktor manusia atau human error.

"KNKT sudah merilis human error kan. Nah kalau sekarang ini benar-benar dikendalikan oleh sistem," ucap dia.

Untuk diketahui, pada 25 Oktober 2021 lalu, LRT Jabodebek tabrakan di rel di atas ruas Tol Jagorawi KM 12/600, Cipayung, Jakarta Timur. Akibat tabrakan itu, gerbong kereta tampak hancur.

Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyebutkan, kecelakaan LRT Jabodebek melibatkan rangkaian kereta atau trainset (TS) nomor 29 dan trainset nomor 20.

Saat itu, trainset 29 melaju dengan kecepatan di atas standar ketika sedang dilangsir atau dipindahkan ke jalur lain, sehingga menabrak trainset 20 yang dalam kondisi diam atau terparkir.

Mengutip keterangan resmi KNKT, Selasa (21/12/2021), hasil investigasi menunjukkan bahwa teknisi TS 29 mengalami distraction (gangguan) akibat penggunaan ponsel sehingga tidak fokus dalam menjalankan kereta, serta melihat kecepatan dan posisi kereta.

KNKT menyebut tabrakan rangkaian kereta uji coba TS 29 dan TS 20 LRT Jabodedek tersebut menjadi kejadian yang paling menonjol pada moda kereta api sepanjang tahun 2021.

Baca juga: Kemenhub Gandeng Konsultan Inggris, Pastikan Kesiapan Operasional LRT Jabodebek dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com