Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warganet Keluhkan Beda Tinggi dan Celah Peron dengan Pintu KRL, KAI Commuter Sampaikan Permohonan Maaf

Kompas.com - 20/01/2023, 12:39 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warganet (netizen) ramai mengeluhkan perbedaan tinggi dan celah peron penumpang dengan pintu KRL Commuter Line.

Dikutip dari akun Instagram @dramakrlcommuterline, salah seorang penumpang yang turun di Stasiun Tambun merekam jarak antara celah peron dan pintu KRL yang cukup tinggi.

"Jarak celah peron stasiun tambun ngelatih buat jadi peloncat hebat," tulis penumpang tersebut dengan akun @nurafzh yang diunggah di akun @dramakrlcommuterline, Jumat (20/1/2023).

Baca juga: Soal Tarif KRL untuk Orang Kaya Kapan Berlaku, Kemenhub: Masih Didiskusikan

Sementara itu, akun @dramakrlcommuterline dalam keterangannya menyebutkan bahwa jarak celah peron penumpang dengan pintu KRL itu berbahaya.

"Celah peron selebar itu berbahaya," tulis akun dramakrlcommuterline.

PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) menyampaikan permintaan maaf atas perbedaan tinggi antara peron penumpang dengan pintu KRL tersebut.

"Terkait perbedaan tinggi dan celah peron tunggu pengguna dengan pintu commuterline, KAI Commuter menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya," kata Manager External Relations & Corporate Image Care KAI Commuter Leza Arlan saat dihubungi Kompas.com, Jumat.

Leza mengatakan, perbedaan tinggi dan celah peron tersebut sudah menjadi perhatian khusus oleh KAI Commuter sebagai operator Commuter Line.

Ia mengatakan, KAI Commuter secara bertahap menambahkan fasilitas bancik atau tangga portable untuk mengatasi kendala tersebut.

Leza mengatakan, pihaknya sudah menambah tangga bancik di Stasiun Kampungbandan di peron 5 dan 6 untuk membantu naik dan turun pengguna.

"Karena terdapat jarak celah peron dengan pintu commuter line dan saat ini progres pekerjaan bancik masih dilakukan di antaranya di Stasiun Tenjo, Stasiun Kemayoran, Stasiun Pasar Senen," ujarnya.

Leza mengatakan, selain penambahan bancik di beberapa lokasi, KAI Commuter juga melakukan peninggian peron pada stasiun Lintas Serpong, Stasiun Kebayoran, Stasiun Cisauk, Peron 1 Stasiun Kampung Bandan, dan Stasiun Jambu Baru.

Baca juga: Kemenhub Bakal Naikan Tarif Commuterline di 2023, Jadi Berapa?

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Drama KRL Commuterline (@dramakrlcommuterline)

Ia mengatakan, peninggian peron ini pararel dengan penambahan balas atau batu kricak di jalur rel.

"Dengan penambahan balas mengakibatkan jalur rel mengalami peninggian. Penambahan balas ini juga dilakukan untuk memastikan keselamatan perjalan kereta dan memastikan batas tinggi aman antara jalur rel dan kabel Listrik Aliran Atas (LAA) sesuai," tuturnya.

Lebih lanjut, untuk keselamatan dan kenyamanan bersama, Leza mengimbau seluruh pengguna KRL, terutama yang sedang menunggu perjalanannya di area peron untuk mendahulukan pengguna dan tidak berdiri menghalangi pengguna yang hendak keluar dari KRL serta masuk dan keluar KRL dengan tertib.

"Kami juga mengimbau kepada pengguna untuk tidak memaksakan diri untuk naik jika kondisi commuter line sudah terlalu penuh," ucap dia.

Baca juga: Kerja Sama Tak Diperpanjang, Jadi Alasan LinkAja Tak Bisa Digunakan untuk Bayar KRL Mulai 16 Januari 2023

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com