Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Minta Jajarannya Hati-hati Putuskan Kebijakan Ekonomi

Kompas.com - 26/01/2023, 10:52 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta seluruh jajarannya berhati-hati dalam memutuskan kebijakan, terutama terkait ekonomi. Hal ini mengingat Indonesia baru memasuki masa transisi usai dicabutnya kebijakan PPKM pada akhir Desember 2022 lalu.

Terlebih, dalam masa transisi ini, Indonesia juga dihadapkan tantangan masih berlanjutnya gejolak ekonomi global.

"Setelah PPKM kita cabut di 2022, ini adalah masa transisi dan kita harus tetap waspada serta hati-hati dalam memutuskan kebijakan, utamanya ekonomi," ungkapnya dalam pembukaan dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional di Gedung AA Maramis, Jakarta Pusat, Kamis (26/1/2023).

Baca juga: Meski Ekonomi Global Gelap, Investasi Asing di RI Tumbuh 44,2 Persen

Kepala negara mengatakan, di tengah pelemahan ekonomi global, kinerja ekonomi Indonesia memang cukup terjaga. Hal ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2022 mencapai 5,72 persen, serta diyakini secara keseluruhan tahun 2022 ekonomi tumbuh mencapai 5,3 persen.

"Diperkirakan (pertumbuhan ekonomi) year-on-year bisa dicapai di angka 5,3 persen. Kalau itu tercapai itu sebuah prestasi yang sangat baik," kata Jokowi.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemulihan ekonomi Indonesia cukup meyakinkan, sehingga diyakini pertumbuhan ekonomi bisa berada di atas 5 persen.

Optimisme itu seiring dengan fondasi perekonomian RI yang masih kuat antara lain dari konsumsi, investasi, dan ekspor yang tetap mengalami pertumbuhan.

Ia menjelaskan, konsolidasi fiskal berjalan lebih cepat dari perkiraan semula. Hal itu tercermin dari realisasi defisit APBN yang berada di bawah 3 persen pada tahun 2022, yaitu tepatnya di angka 2,38 persen.

Selain itu, inflasi terkendali di level 5,51 persen pada Desember 2022. Lalu tingkat pengangguran yang turun menjadi 5,86 persen di Agustus 2022, diikuti dengan penurunan kemiskinan menjadi 9,54 persen di Maret 2022.

Airlangga bilang, kinerja itu tercapai tak lepas dari koordinasi dan kerja keras antara pemerintah pusat dan daerah.

"Kinerja ini dapat dicapai juga berkat kebijakan bapak Presiden yaitu rem dan gas yang berjalan responsif dan adaptif," ujar Airlangga.

Baca juga: Utusan Joe Biden Kasih Masukan ke Luhut: Kami Terima, tapi Jangan Pernah Ganggu Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com