JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mencatat harga saham BMRI meningkat 41,3 persen secara year to date (ytd) ) hingga menyentuh harga penutupan saham tahun 2022 sebesar Rp 9.925 per lembar saham.
Jika dirinci secara tahunan (year on year/yoy), hingga pengujung Desember 2022 kenaikan nilai saham BMRI lebih tinggi dibandingkan dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tumbuh 4,08 persen yoy.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan, kunci performa saham BMRI yang solid sepanjang tahun 2022 tidak terlepas dari strategi bisnis perseroan dalam menjaga pertumbuhan yang prima.
Baca juga: Bank Mandiri Salurkan Kredit Rp 1.202 Triliun di 2022, Paling Banyak Segmen Korporasi
Pasalnya, dengan strategi agresif tapi prudent, Bank Mandiri berupaya secara konsisten memperhatikan risiko di tengah transformasi digital yang masif sehingga mampu menghasilkan kinerja optimal.
"Kita lihat kinerja positif tercermin pada kinerja saham Bank Mandiri yang tumbuh 41,3 persen pada tahun 2022 dan mencapai all time high di harga Rp 10.900 pada tanggal 6 Desember 2022," ujarnya saat paparan kinerja 2022, Selasa (31/1/2023).
Menurutnya, penopang kinerja saham BMRI itu ialah kinerja keuangan yang baik yang tercermin pada pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) Bank Mandiri masing-masing sebesar 14,48 persen yoy dan 15,46 persen yoy di 2022.
Baca juga: Tumbuh 46,9 Persen, Bank Mandiri Bukukan Laba Bersih Rp 41,2 Triliun
"Adapun penopang dari kinerja saham Bank Mandiri adalah kinerja keuangan yang baik di mana kredit dan dana pihak ketiga Bank Mandiri dapat tumbuh di atas industri. Secara nasional, kredit tumbuh 11,4 persen yoy dan DPK tumbuh sebesar 9 persen yoy," jelasnya.
Meskipun harga saham BMRI saat ini cukup tinggi, Darmawan masih belum dapat memastikan apakah perseroan akan melakukan pemecahan nilai saham (stock split) tahun ini atau tidak.
Dia bilang, sampai dengan saat ini Bank Mandiri secara proaktif melihat peluang untuk melakukan pengembangan bisnis secara anorganik, termasuk mengkaji potensi aksi korporasi dalam bentuk stock split.
Dalam pengkajian tersebut, perseroan mencermati potensi sinergis secara konglomerasi atau ekosistem, waktu yang tepat untuk memasuki pasar, dan evaluasi yang tepat.
"Sampai dengan saat ini memang kita melihat dengan mempertimbangkan juga berbagai strategic partners untuk secara konkritnya memang belum dapat ada yang bisa kami sampaikan ke publik," tukasnya.
Baca juga: Bank Mandiri Sediakan ATM Setor Tarik Rp 10.000, Ini 5 Lokasinya
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.