Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Airlangga Minta Bulog Gelontorkan 555.979 Ton Beras Cadangan ke Pasar

Kompas.com - 07/02/2023, 11:50 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah memastikan bakal menggelontorkan beras cadangan yang ada di Perum Bulog untuk stabilisasi harga. Saat ini, ada sebanyak 555.979 ton beras cadangan pemerintah di Bulog.

"Cadangan beras per hari ini sekitar 555.979 ton. Cadangan ini diminta untuk segera dimasukkan di pasar sehingga harga pasar bisa terjaga," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers virtual, Senin (6/2/2023).

Menurutnya, beras tersebut perlu digelontorkan mengingat panen raya masih akan terjadi pada Maret 2023. Sementara saat ini harga beras sedang bergejolak.

Baca juga: Harga Beras Mahal, Jokowi Instruksikan BUMN Pangan Tingkatkan Serapan

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), beras menjadi salah satu penyumbang utama inflasi Januari 2023. Andil beras terhadap inflasi nasional yakni sebesar 0,24 persen.

Selain itu, tercatat untuk rata-rata harga beras di tingkat penggilingan mengalami kenaikan 14,90 persen, grosir 10,97 persen, dan eceran 7,70 persen di sepanjang Januari 2023.

"Beras ini kan terkait dengan ketersediaan dan waktu daripada panen. Kita ketahui bahwa akan masuk musim panen nanti di Maret," kata dia.

Baca juga: Rincian Harga Beras Hari Ini di Beberapa Wilayah di Indonesia


Airlangga bilang, saat memasuki panen raya di Maret mendatang, maka Bulog dapat menyerap hasil panen para petani dalam negeri untuk dijadikan sebagai stok cadangan beras pemerintah.

"Tentu nanti pada saat mulai panen kita berharap agar Bulog bisa segera menyerap gabah dari masyarakat," ungkapnya.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan, Bulog telah diminta untuk melepas stok beras langsung ke pasar guna menekan harga. Tujuannya, agar masyarakat bisa membeli dengan harga yang dipatok pemerintah yaitu Rp 9.450 per kilogram.

Baca juga: Harga Beras Masih Mahal, Pedagang Pasar: Ini Salahnya Bulog

Menurutnya, selama ini distribusi beras oleh Bulog masih terbatas hanya ke agen-agen besar, sehingga harga jualnya ke masyarakat menjadi meningkat.

Zulhas menuturkan, pada dasarnya harga jual beras Bulog ke agen besar Rp 8.200 per kilogram, namun karena kualitas berasnya yang bagus, maka ketika dijual kembali ke masyarakat harganya menjadi lebih mahal melampaui yang dipatok pemerintah.

"Bulog jualnya Rp 8.200 harusnya di pasar itu paling mahal Rp 9.450, tapi beras Bulog ini bagus. Nah kalau beras Bulog yang bagus ini dibeli oleh pelaku besar lagi, kan dijualnya jadi lebih mahal lagi," ujarnya saat ditemui di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Kamis (2/2/2023).

Baca juga: Mendag Larang Pedagang Jual Beras Bulog Oplosan

Menurut dia, harga jual beras di pasaran yang berkisar Rp 10.000-Rp12.000 adalah harga wajar dari beras premium. Namun, untuk beras yang dipasok dari Bulog, meskipun memiliki kualitas setara premium, maka tetap harus dijual dengan harga tertinggi Rp 9.450 per kilogram.

"Premium kan Rp 10.000-Rp 12.000, itu enggak apa-apa, tapi yang beras Bulog itu Rp 9.450, enggak boleh lebih," kata Mendag.

Baca juga: Bos Food Station Optimis Harga Beras Medium Bisa Ditekan di Bawah Rp 9.000 per Kg

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com