Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 20 Februari 2023, Ini Kualifikasinya

Kompas.com - 14/02/2023, 18:24 WIB
Nur Jamal Shaid

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) membuka lowongan kerja dalam rangka Pengadaan Jasa Tenaga Pendukung  Gelombang II. Lowongan pekerjaan ini bertujuan untuk membantu kegiatan perkantoran pada Tahun Anggaran 2023.

Berdasarkan surat pengumuman nomor: PENG-01/SET.M.EKON.UKPBJ/TP.GEL.01/02/2023, ada tiga posisi yang dibuka. Di antaranya, Tenaga Pendukung Teknis Prasarana dan Sarana Pangan dan Agribisnis, Tenaga Pendukung Teknis Analisis Spasial Daya Dukung Lingkungan, dan Tenaga Pendukung Teknis Pengembangan Sistem Informasi.

Pendaftaran lowongan kerja Kemenko Perekonomian dilakukan secara online melalui laman http://rekrutmentp.ekon.go.id/ paling lambat tanggal 20 Februari 2023 pukul 16.00 WIB.

Baca juga: Soal Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP, Dirjen Migas: Tidak Ada Pembatasan Tahun Ini

Lowongan kerja Kemenko Perekonomian Februari 2023

Bagi Anda yang berminat, berikut posisi dan kualifikasi yang dibutuhkan pada lowongan kerja Kemenko Perekonomian.

1. Tenaga Pendukung Teknis Prasarana dan Sarana Pangan dan Agribisnis (Kode: G2-D2-01):

Kualifikasi:

  • Pria/Wanita, usia minimal 21 tahun dan maksimal 30 tahun;
  • Lulusan Perguruan Tinggi Negeri (PTN), Terakreditasi A dengan IPK minimal 3,00 (skala 4.00);
  • Mampu berbahasa inggris dengan baik dan memiliki score TOEFL minimal 500;
  • Mahir mengoperasikan Microsoft Office, menyusun dan membuat bahan paparan dengan Microsoft Powerpoint, dan membuat konten informasi di media sosial;
  • Memiliki kemampuan bekerja dalam tim dengan baik.
  • Pendidikan S1 Program Studi Agribisnis;

Baca juga: Kunjungi Proyek Meikarta, Pimpinan DPR Diajak Bos Lippo Cikarang Lihat Apartemen yang Sudah Diserahterimakan

2. Tenaga Pendukung Teknis Analisis Spasial Daya Dukung Lingkungan (Kode: G2-D6-02):

Kualifikasi:

  • Pria/Wanita, usia minimal 21 tahun dan maksimal 35;
  • Pendidikan S1 Jurusan Geografi/Geografi Lingkungan/Kartografi dan Penginderaan Jauh/ Geodesi;
  • Lulusan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) atau Perguruan Tinggi Swasta (PTS), Terakreditasi dengan IPK minimal 3,00 (skala 4.00);
  • Mampu mengoperasikan Aplikasi Pemetaan (ArcGIS/QGIS/aplikasi GIS Lainnya);
  • Memiliki kemampuan pengolahan data geospasial;
  • Memahami konsep daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;
  • Mampu berkomunikasi dengan baik dan mampu bekerjasama dalam Tim

3. Tenaga Pendukung Teknis Pengembangan Sistem Informasi (Kode: G2-D6-03):

Kualifikasi:

  • Pria/Wanita, usia minimal 21 tahun dan maksimal 35 tahun;
  • Pendidikan minimal S1 Jurusan Teknik Informatika/Teknologi Informasi/Sistem Informasi/Ilmu Komputer;
  • Lulusan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) atau Perguruan Tinggi Swasta (PTS), Terakreditasi dengan IPK minimal 3,00 (skala 4.00);
  • Memiliki kemampuan dalam pembuatan dan pemeliharaan database;
  • Memiliki kemampuan dalam membuat Sistem berbasis website atau pengembangan perangkat lunak;
  • Memiliki kemampuan back up / recovery data security system (menjadi nilai tambah);
  • Mampu berkomunikasi dengan baik dan mampu bekerjasama dalam Tim.

Baca juga: Gandeng WhatsApp, Solusi CRM Infomedia untuk Pelaku Bisnis Jadi Makin Lengkap

Seluruh peserta yang mengajukan lamaran diharapkan untuk melampirkan foto dan CV atau Daftar Riwayat Hidup (DRH). Kemudian di-upload dalam 1 file melalui situs web http://rekrutmentp.ekon.go.id/. Hasil seleksi administrasi akan diumumkan pada tanggal 22-23 Februari 2023.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Spend Smart
Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com