Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wamen BUMN II Sebut Garuda Indonesia akan Gabung ke InJourney Jika Kinerja Keuangannya Sehat

Kompas.com - 14/02/2023, 21:20 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, Garuda Indonesia akan masuk ke BUMN Holding Industri Aviasi dan Pariwisata Indonesia, InJourney jika kinerja keuangannya sudah sehat.

"Kalau sudah stabil, nanti akhir tahun bisa kita masukkan ke group InJourney," kata Kartika, di Jakarta, Selasa (14/2/2023).

Kartika mengatakan, pihaknya sudah membahas terkait dengan stabilitas cash flow Garuda Indonesia. Pria yang akrab disapa Tiko ini juga mengatakan, pihaknya mengkaji kondisi keuangan Garuda Indonesia 5-6 bulan ini yang menunjukkan hasil yang positif.

Baca juga: Kreditur Minta Pengadilan Nyatakan Garuda Indonesia Pailit

"Jadi, soal Garuda Indonesia, kita kan tadi selesai rapat dan mengkaji mengenai stabilitas cash flow. Garuda kita lihat 5-6 bulan ini positif profit-nya," kata Tiko.

"Selain profit yang dari restukturisasi kemarin, yang Rp 57 triliun itu, realitanya bulanan mereka sudah profit," tambahnya.

Tiko mengungkapkan, dengan kondisi cash flow emiten penerbangan berkode GIAA yang terus membaik, Kementerian BUMN juga mempertimbangkan rencana right issue Garuda Indonesia.

"Kita sedang (pertimbangkan) apakah perlu right issue atau enggak. Tapi, nanti kita akan lihat sampai tengah tahun keberhasilan mereka, dan profit bulanan seperti apa. Apakah mereka sudah stabil atau belum," lanjutnya.

Di sisi lain, anak usaha Garuda Indonesia, Citilink juga saat ini dalam proses restrukturisasi, dan keduanya diharapkan bisa full operational di 2023. Adapun sekitar 50 pesawat Garuda, dan akan ditambah lagi 20 pesawat tahun ini.

Baca juga: Kreditur Tolak Putusan Perdamaian, Bos Garuda: Kami Belum Menerima Pemberitahuan Resmi dari Pengadilan

Sementara untuk Citilink, yang saat ini 45 pesawat akan ditambah menjadi 60 pesawat. Total 2023 ditargetkan ada sebanyak 130 pesawat (Garuda dan Citilink) yang beroperasi.

Tiko juga menjelaskan mengenai pesawat yang masih menyewa, dan tidak menambah kepemilikan. Menurut Tiko, hal tersebut umum terjadi di industri penerbangan. Dia juga menilai hal tersebut lebih menguntungkan dari sisi bisnis.

"Ini sudah biasalah di dunia, dan merupakn bagian dari model bisnis. Karena kan kalau beli itu harus ada capex dan membutuhkan equity, serta inveatasi besar. Kita pastikan leasing, dengan kondisi traffic dan harga bisa profitable," tegas Tiko.

Baca juga: Garuda Buka Opsi Penggunaan Jilbab Bagi Pramugari

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com