Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiap Hari Ada Laporan 10-11 Kasus Kekerasan Pekerja Rumah Tangga, Wakil Ketua MPR: Itu Bukan Angka Sedikit

Kompas.com - 15/02/2023, 17:10 WIB
Ade Miranti Karunia,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat mengatakan, berdasarkan catatan Jaringan Advokasi Pekerja Rumah Tangga (Jala PRT) dari tahun 2017-2022, tercatat lebih dari 2.600 kasus kekerasan yang dialami oleh pekerja rumah tangga (PRT). 

Setiap hari, lanjut dia, terdapat 10 sampai 11 kasus terkait kekerasa yang dilaporkan. Hal tersebut dia ungkapkan dalam Forum Diskusi yang membahas mengenai Mengapa RUU PPRT Tak Kunjung Menjadi UU?, ditayangkan secara virtual, Rabu (15/2/2023).

"Kasus 10 sampai 11 kasus itu bukan angka yang sedikit. Satu hari itu 24 jam, kalau kita bicara 11 kasus saja berarti hampir tiap dua jam sekali terjadi kekerasan. Berarti itu suatu hal yang terjadi di depan mata kita, apakah kita masih akan menutup mata?" tanyanya.

Baca juga: Kekerasan terhadap PRT Marak Terjadi, Gus Muhaimin Minta RUU PPRT Segera Disahkan

Banyak jumlah kasus kekerasan tersebut, dirinya menekankan kepada DPR RI agar segera mengesahkan Rancangan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT).

"Tidak ada alasan sama sekali satu pembenaran yang bisa disampaikan kenapa DPR menunda mengesahkan RUU PPRT masuk ke tahap pembahasan, kemudian menjadi UU PPRT," kata Lestari.

Apalagi dalam peringatan Hari PRT, buruh termasuk pekerja rumah tangga pada hari ini, melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR RI. Menuntut sejumlah hal terkait ketenagakerjaan serta pekerja rumah tangga.

"Saya tahu hari ini kawan-kawan (buruh termasuk PRT) bergerak ke DPR. Dengan mengambil sikap untuk mogok makan itu sebuah keberanian yang luar biasa dan salam hormat dari kami semua kepada kawan-kawan (buruh dan PRT) yang sedang berjuang," ucap Lestari.

Baca juga: Catat, Pengangguran, Korban PHK hingga Pekerja Bisa Ikut Program Kartu Prakerja

Sebelumnya, Deputi Bidang Perempuan Partai Buruh Jumisih mendesak agar RUU PPRT segera disahkan. Lantaran RUU PPRT ini tak kunjung disahkan sejak 20 tahun dibahas.

Kekhawatiran buruh perempuan terutama adalah semakin banyaknya pekerja rumah tangga ketika mendapatkan perlakuan kekerasan justru tidak mendapat perlindungan karena tidak adanya payung hukum yang kuat.

"RUU PPRT sudah mangkrak hampir 20 tahun. Jika semakin ditunda pengesahannya, setiap hari akan berdampak pada sepuluh sampai dengan sebelas pekerja rumah tangga yang menjadi korban. Untuk itu, kami meminta agar RUU PPRT segera disahkan," ucap Jumisih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Whats New
Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Whats New
IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com