Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Startup ATM Sampah Ini Permudah Permudah Pelacakan Emisi Karbon

Kompas.com - 15/02/2023, 20:17 WIB
Aprillia Ika

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Startup ATM Sampah dari Mountrash mengembangkan pengepulan sampah berbasis Smartbox dengan teknologi IoT (internet of things) dan AI (artificial intelligence).

Gideon Wijaya, CEO Mountrash Avatar Indonesia mengatakan, depan dengan menggunakan Smartbox Mountrash, penerapan pajak karbon dapat lebih mudah dimonitor oleh siapapun.

Dengan demikian, akan tercipta perilaku untuk dukungan terhadap pengurangan emisi karbon, mendorong inovasi dan investasi dengan tetap memperhatikan prinsip keadilan, kerterjangkauan, dan penerapan secara bertahap.

"Kami sangat mendukung Program Bersih Sampah 2025 yang dicanangkan oleh pemerintah. Terlebih nanti tanggal 21 Februari 2023 adalah Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional. Sudah ada pemesanan Smartbox ini dari berbagai kalangan seperti dari pemda, swasta, institusi, organisasi, dan sekolah,” kata Gideon melalui keterangannya, Rabu (15/2/2023).

Baca juga: Luhut: Sampah di Jakarta Hampir 8.000 Ton Per Hari, tapi Daya Tampung Bantargebang Cuma 2.000 Ton

Sepudin Zuhri, entrepreneur daur ulang sampah plastik Alala Recycling, menambahkan, inovasi ATM sampah atau waste bank, dengan teknologi digital dan kecerdasan buatan bisa menjadi salah satu terobosan dalam menyelesaikan permasalahan sampah di tanah air.

Inovasi ini sekaligus sejalan dengan misi pemerintah dalam menurunkan emisi karbon.

“Di luar negeri, terutama di negara-negara maju sudah menerapkan ATM sampah, sedangkan di Indonesia masih sangat minim. Terobosan Mountrash melalui inovasinya, yaitu ATM sampah, layak untuk diapresiasi," katanya.

Baca juga: Pabrik Daur Ulang Sampah Plastik Bakal Dibangun di IKN, Luhut: Siapa Saja Kita Libatkan

Persoalan sampah di RI

Gideon menjelaskan bahwa masalah pengelolaan sampah, khususnya sampah plastik, telah menjadi salah satu isu yang menjadi perhatian banyak orang di seluruh dunia.

Plastik merupakan salah satu produk daur ulang yang sulit terurai. Oleh sebab itu, penting untuk memikirkan cara melakukan pengelolaan plastik yang tepat agar tidak berdampak buruk bagi lingkungan.

Menurut Gideon, Indonesia memiliki sistem informasi pengelolaan sampah nasional yang dapat di akses di https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/.

Baca juga: Tempat Pembuangan Sampah Disulap Jadi Taman Kreatif, Sandiaga: Bisa Jadi Daya Tarik Wisata Lingkungan Hidup

 

Berdasarkan data yang ada, sampah yang tidak terkelola secara nasional sekitar 22,79 persen atau sebanyak 4 juta ton per tahun.

Komposisi sampah itu sendiri paling banyak dihasilkan dari sisa makanan sekitar 41,3 persen diikuti oleh kayu, kertas, kain, kaca, logam, kulit, dan plastik.

Plastik merupakan jenis sampah yang paling mudah dibuang dan seringkali tidak mempedulikan lingkungan. Dengan kontribusi 11,3 persen terhadap total sampah secara nasional, plastik sering ditemukan di rumah tangga, pasar tradisional, fasilitas publik, kawasan, perkantoran, dan pusat perniagaan.

Gideon juga mengutip data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yang mana tingkat daur ulang plastik masih sangat rendah, yaitu sekitar 11-12 persen.

Bersih Sampah 2025

Pemerintah Indonesia sendiri, lanjutnya, telah mengeluarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 97 Tahun 2017 untuk mewajibkan semua pihak untuk mendukung realisasi pengurangan sampah 30 persen dari sumbernya dengan target Bersih Sampah 2025.

Dalam sistem padu untuk mewujudkan Program Bersih Sampah 2025, ada beberapa lini usaha yang dikembangkan, yaitu bank sampah, kompos, produk kreatif, sumber energi, tempat pengolahan sampah – reduce, reuse, recycle (TPS3R), pusat daur ulang (PDU), dan intermediate treatment facility (ITF).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Manuver KAI Memohon ke Pemerintah Ringankan Beban Utang Kereta Cepat

Manuver KAI Memohon ke Pemerintah Ringankan Beban Utang Kereta Cepat

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Whats New
Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Taati Aturan Pemda

Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Taati Aturan Pemda

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com