BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Generali

Hustle Culture Tak Jamin Masa Depan Sukses, Lebih Baik Lakukan 5 Hal Berikut

Kompas.com - 21/02/2023, 12:33 WIB
Hisnudita Hagiworo,
Anissa DW

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kesuksesan umumnya diasosiasikan dengan jabatan karier yang tinggi, pendapatan besar per bulan, dan kemewahan hidup. Tak heran, banyak orang yang bekerja keras dengan gigih untuk meraih kesuksesan dalam definisi tersebut.

Bekerja keras merupakan hal yang baik. Sayangnya, aktivitas bekerja yang dijalankan secara berlebihan dapat menjebak seseorang pada tren hustle culture.

Dilansir dari laman djkn.kemenkeu.go.id, Kamis (10/2/2022), istilah hustle culture dimaknai sebagai suatu keadaan bekerja terlalu keras dan mendorong diri sendiri untuk melampaui batas kemampuan hingga akhirnya menjadi gaya hidup.

Secara sederhana, hustle culture adalah budaya gila kerja yang telah menjadi standardisasi bagi sebagian orang untuk mengukur produktivitas dan kinerja.

Baca juga: Tren Hustle Culture, Psikolog UGM: Budaya Gila Kerja yang Bisa Berbahaya

Tidak sedikit orang yang menganggap bahwa kesuksesan hanya dapat dicapai jika dirinya benar-benar mendedikasikan hidup untuk pekerjaan. Tren budaya kerja berlebihan ini ditunjukkan dalam sebuah survei yang diterbitkan oleh The Finery Report pada Februari 2021.

Survei tentang hustle culture tersebut menemukan bahwa 83,8 persen responden menganggap kerja lembur sebagai hal yang normal. Sementara itu, 69,6 persen responden mengaku bekerja secara rutin pada akhir pekan dan 60,8 persen mengaku merasa bersalah jika tidak menambah jam kerja.

Bahkan, ada responden yang bisa menghabiskan rata-rata 100 jam kerja per minggu. Kemudian, segelintir dari mereka bekerja antara 75-80 jam per minggu.

Angka tersebut melebihi aturan jam kerja penuh waktu yang telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2020 dan Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2021, yaitu 40 jam per minggu.

Faktanya, studi yang dilakukan ekonom Inggris John Pencavel pada 2014, sebagaimana dilansir Kompas.com, Rabu (8/12/2021), tidak menemukan adanya hubungan antara jam kerja dan produktivitas.

Baca juga: Apa Itu Hustle Culture? Kenali Ciri-cirinya

Artinya, jika bekerja di bawah ambang batas 48 jam, hasilnya akan sebanding dengan jam kerja itu. Sebaliknya, jika bekerja di atas ambang batas, hasilnya akan meningkat, tetapi kualitas akan menurun seiring bertambahnya jam kerja.

Budaya bekerja keras dan menempatkan pekerjaan di atas segalanya tersebut nyatanya tidak menjamin kesuksesan di masa depan. Bahkan, tidak sedikit pekerja yang terjebak hustle culture justru kewalahan dan menjadi burnout.

Maka dari itu, lebih baik Anda menerapkan lima tip berikut, alih-alih terjebak dalam hustle culture untuk meraih kesuksesan agar masa depan lebih sukses.

1. Ubah mindset bekerja

Hal pertama yang harus Anda terapkan adalah mengubah mindset mengenai bekerja. Jika selama ini Anda berpatokan bahwa kesuksesan didapatkan dengan cara bekerja keras, cobalah untuk mengubahnya.

Dilansir dari Forbes, Kamis (31/3/2022), salah satu jebakan terbesar dalam hustle culture adalah mengejar apa yang dianggap benar oleh orang lain. Untuk mencegahnya, pertimbangkan kembali arti kesuksesan bagi diri Anda.

Kesuksesan tidak melulu berkaitan dengan kekayaan. Anda bisa mengukur kemampuan diri sendiri dan bekerja untuk kehidupan.

Baca juga: Terapkan Gaya Hidup Frugal Living Antistres dengan Langkah Berikut

2. Tentukan target yang realistis

Salah satu ciri hustle culture adalah menentukan target yang terlalu tinggi. Menjadi seorang ambisius memang tidak salah, tetapi Anda harus menyadari kemampuan diri sendiri.

Oleh karena itu, Anda dapat mulai menentukan target yang realistis. Buatlah target-target kecil yang mudah dicapai serta sesuai dengan keinginan dan keadaan Anda. Hal ini akan lebih baik ketimbang target besar yang sulit diraih.

3. Buat jadwal perencanaan

Setelah menentukan target, Anda dapat membuat perencanaan untuk mencapainya. Selesaikanlah pekerjaan satu per satu sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Dengan begitu, hasil pekerjaan akan lebih maksimal.

Anda juga dapat membuat jadwal untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari. Dengan demikian, pekerjaan akan selesai sesuai tenggat waktu dan tidak menumpuk.

Jadwal perencanaan juga dapat membantu Anda membatasi pekerjaan dalam satu hari. Anda pun dapat mengatur waktu bekerja setiap hari sehingga tidak lembur.

4. Alihkan pikiran dengan kesibukan lain

Agar tidak selalu memikirkan pekerjaan, Anda dapat mencari kesibukan lain. Sebagai contoh, mendalami hobi agar pikiran dapat teralihkan dari rutinitas bekerja.

Carilah waktu luang untuk menjalankan hobi yang benar-benar Anda sukai. Hal ini bertujuan untuk menyegarkan pikiran dan tubuh Anda.

Baca juga: Ingin Perbaiki Keuangan di 2023? Ini 4 Hal yang Perlu Dilakukan

Jika Anda memiliki hobi fotografi, cobalah untuk hunting foto saat memiliki waktu luang pada akhir pekan. Berkeliling kota melihat berbagai hal menarik dari sudut pandang kamera dapat menghilangkan stres.

Anda yang menyukai olahraga juga dapat menjadikannya sebagai salah satu kegiatan rutin seminggu sekali. Tidak hanya dapat membuat tubuh lebih sehat, olahraga juga dapat memulihkan kondisi mental akibat pekerjaan.

5. Santai hadapi isu finansial

Salah satu tujuan bekerja adalah mengumpulkan uang untuk biaya kebutuhan hidup. Tidak hanya untuk saat ini, Anda juga membutuhkan biaya untuk masa depan.

Mindset untuk mempersiapkan masa depan mumpung masih muda jadi sebab seseorang terjebak hustle culture.

Sayangnya, meski berpotensi mendapatkan pendapatan lebih besar dan karier yang lebih mulus, bekerja terlalu keras dapat membahayakan kesehatan.

Jika kesehatan sudah terganggu, biaya yang harus dikeluarkan juga semakin besar. Ujung-ujungnya, hal ini dapat mengganggu kondisi keuangan Anda. Terlebih, jika Anda merupakan tulang punggung keluarga.

Baca juga: Ini 4 Tanda Merdeka secara Finansial, Apakah Kamu Salah Satunya?

Agar dapat lebih santai menghadapi isu finansial, sudah saatnya Anda mulai mempersiapkan masa depan keluarga dengan lebih tepat.

Dengan memiliki asuransi jiwa, contohnya. Asuransi jiwa sendiri dapat memberikan perlindungan bagi Anda dan keluarga dalam bentuk uang pertanggungan yang akan dibayarkan ketika pemegang polis asuransi meninggal dunia.

Perlu diketahui, asuransi jiwa dapat memberikan keamanan yang berkaitan dengan proteksi kekayaan dan perlindungan pasti bagi keluarga yang ditinggalkan apabila tertanggung meninggal dunia.

Kini, asuransi jiwa dapat dimiliki dengan lebih mudah dan simpel karena Anda dapat membelinya secara online. Salah satunya, Asuransi Jiwa Online Alive dari PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia.

Alive merupakan asuransi berbasis online yang bisa dibeli secara instan. Produk asuransi milenial ini termasuk ke dalam asuransi jiwa murah. Pasalnya, premi yang dibebankan berkisar mulai dari Rp 5.000 per hari*. Pemegang polis asuransi memiliki opsi pembayaran dari 4 sampai 10 tahun untuk mendapatkan proteksi sampai dengan 10 tahun*.

Perlindungan utama dari asuransi tersebut adalah ketika pemegang polis asuransi meninggal. Pasalnya, Alive akan memberikan uang pertanggungan 100 persen. Namun, jika tertanggung sehat sampai dengan masa polis berakhir, maka akan diberikan manfaat 110 persen premi kembali*. *Syarat dan ketentuan berlaku sesuai dalam ketentuan dalam polis. Pelajari di alive.generali.co.id/produk.

Baca juga: Kini Calon Nasabah Generali Bisa Manfaatkan Layanan Digital Medical Check Up

Pemilik asuransi jiwa online Alive juga dapat berkonsultasi telemedisin gratis. Layanan ini juga diperuntukkan untuk seluruh anggota keluarga.

Itulah lima tip yang bisa Anda lakukan agar tidak terjebak hustle culture. Dengan menerapkannya, Anda bisa menjalankan pekerjaan yang seimbang dengan kehidupan.

Masalah finansial keluarga di masa depan pun dapat dipercayakan kepada asuransi jiwa Alive dari Generali.

Informasi lebih lengkap serta pendaftaran Alive secara online dapat klik tautan ini

Baca tentang

Terkini Lainnya

Trafik Pengiriman Lion Parcel Naik 40 Persen Selama Ramadhan 2024

Trafik Pengiriman Lion Parcel Naik 40 Persen Selama Ramadhan 2024

Whats New
OJK Sebut Investree Belum Capai Ketentuan Modal Minimum

OJK Sebut Investree Belum Capai Ketentuan Modal Minimum

Whats New
Wajib Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Ini Respons Asosiasi

Wajib Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Ini Respons Asosiasi

Whats New
Gelar Kuliah Umum, Politeknik Tridaya Virtu Morosi Soroti Peran Mahasiswa dalam Perkembangan Industri Hilirisasi

Gelar Kuliah Umum, Politeknik Tridaya Virtu Morosi Soroti Peran Mahasiswa dalam Perkembangan Industri Hilirisasi

Whats New
Alfamidi Blak-blakan soal Penertiban Juru Parkir Liar di Minimarket

Alfamidi Blak-blakan soal Penertiban Juru Parkir Liar di Minimarket

Whats New
Presdir Baru Sampoerna Ivan Cahyadi, Bukti Nyata Konsistensi Sampoerna Kembangkan SDM

Presdir Baru Sampoerna Ivan Cahyadi, Bukti Nyata Konsistensi Sampoerna Kembangkan SDM

Work Smart
J&T Cargo Beri 3 Kemudahan Layanan Logistik untuk Pelaku Bisnis

J&T Cargo Beri 3 Kemudahan Layanan Logistik untuk Pelaku Bisnis

Whats New
Meriahkan HUT Ke-29 Telkomsel, Bank Mandiri Siapkan Diskon Pembelian Nomor Spesial hingga Rp 290.000

Meriahkan HUT Ke-29 Telkomsel, Bank Mandiri Siapkan Diskon Pembelian Nomor Spesial hingga Rp 290.000

Whats New
Dugaan Dana Nasabah Hilang, OJK: Bank Wajib Tanggung Jawab jika Terbukti Bersalah

Dugaan Dana Nasabah Hilang, OJK: Bank Wajib Tanggung Jawab jika Terbukti Bersalah

Whats New
Emiten Ritel MIDI Alokasikan Belanja Modal Rp 1,4 Triliun Tahun Ini, untuk Apa?

Emiten Ritel MIDI Alokasikan Belanja Modal Rp 1,4 Triliun Tahun Ini, untuk Apa?

Whats New
Prabowo Berencana Tambah Jumlah Kementerian, Anggaran Belanja Negara Bakal Membengkak

Prabowo Berencana Tambah Jumlah Kementerian, Anggaran Belanja Negara Bakal Membengkak

Whats New
Beli REC dari PLN, Emiten Sanitasi UCID Targetkan Kurangi Lebih dari 14.000 Ton CO2 Setahun

Beli REC dari PLN, Emiten Sanitasi UCID Targetkan Kurangi Lebih dari 14.000 Ton CO2 Setahun

Whats New
Pabrik Panel Surya Bakal Dibangun di KIT Batang, Bisa Serap 3.000 Lapangan Kerja

Pabrik Panel Surya Bakal Dibangun di KIT Batang, Bisa Serap 3.000 Lapangan Kerja

Whats New
Ditopang Produk Tradisional, Asuransi Jiwa Dominasi Pertumbuhan Premi Industri

Ditopang Produk Tradisional, Asuransi Jiwa Dominasi Pertumbuhan Premi Industri

Whats New
Proyek Perpanjangan Kereta Cepat sampai ke Surabaya Belum Jadi PSN, Ini Kata Kemenhub

Proyek Perpanjangan Kereta Cepat sampai ke Surabaya Belum Jadi PSN, Ini Kata Kemenhub

Whats New
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com