Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uang Beredar di Indonesia Terus Meningkat, Berapa Jumlahnya?

Kompas.com - 24/02/2023, 14:40 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) mencatat likuiditas nasional atau uang beredar dalam arti luas (M2) kembali mengalami pertumbuhan pada Januari 2023.

Data BI menunjukan, pada Januari 2023 posisi uang beredar dalam arti luas sebesar Rp 8.271,7 triliun, atau tumbuh 8,2 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Pertumbuhan itu sedikit lebih rendah dibanding dengan pertumbuhan bulan sebelumnya, yakni sebesar 8,4 persen yoy.

Baca juga: Ketua Banggar DPR RI Berikan 5 Catatan untuk Calon Gubernur BI

"Perkembangan tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) sebesar 8,5 persen (yoy)," kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangannya, Jumat (24/2/2023).

Sebagai informasi, sejak posisi data September 2021, M1 terdiri dari uang kartal di luar bank umum dan BPR, giro rupiah dan tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu.

Adapun uang kuasi, dengan pangsa 44,3 persen dari M2, tercatat sebesar Rp 3.662,8 triliun pada Januari 2023, atau tumbuh 7,7 persen secara yoy, tumbuh melambat dari bulan sebelumnya sebesar 6,8 persen secara yoy.

Di sisi lain, surat berharga selain saham menunjukkan pertumbuhan positif 19,7 persen secara yoy, meningkat tipis dari bulan sebelumnya 8,3 persen secara yoy.

Baca juga: Sederet Tugas Berat Calon Gubernur BI Baru

Lebih lanjut Erwin menjelaskan, berdasarkan faktor yang memengaruhi, pertumbuhan uang beredar dalam arti luas pada Januari 2023 dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan tagihan bersih kepada pemerintah pusat.

Penyaluran kredit pada Januari 2023 tumbuh 10,2 persen yoy, setelah bulan sebelumnya tumbuh 11 persen yoy, terutama ditopang penyaluran kredit produktif maupun konsumtif.

Sebagai informasi, kredit yang diberikan terbatas hanya dalam bentuk pinjaman, dan tidak termasuk instrumen keuangan yang dipersamakan dengan pinjaman, seperti surat berharga, tagihan akseptasi, dan tagihan repo.

Selain itu, kredit yang diberikan tidak termasuk kredit yang diberikan oleh kantor bank umum yang berkedudukan di luar negeri, dan kredit yang disalurkan kepada pemerintah pusat dan bukan penduduk.

Sementara itu, tagihan bersih sistem moneter kepada pemerintah pusat terkontraksi 20,5 persen yoy, setelah bulan sebelumnya terkontraksi sebesar 13,9 persen yoy.

Aktiva luar negeri bersih juga tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 6,6 persen yoy, setelah tumbuh sebesar 4,9 persen yoy pada Desember 2022.

Baca juga: Dicopot dari Jabatannya di Ditjen Pajak, Gaji Rafael Trisambodo Tidak Ditahan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com