Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Jaga Harga Gabah, Presiden Jokowi Ajak Petani Percepat Masa Tanam

Kompas.com - 12/03/2023, 06:59 WIB
Fransisca Andeska Gladiaventa,
Aditya Mulyawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) mengajak seluruh petani untuk mempercepat masa tanam pada sawah yang baru saja selesai dipanen.

Sebab, pasokan air pada Maret 2023 dalam posisi yang melimpah. Terlebih, rata-rata produktivitas gabah di Kabupaten Ngawi yang mencapai 10,5 ton per hektare (ha).

Hal itu ia sampaikan saat menghadiri panen raya padi di Ngawi, Jawa Timur (Jatim), Sabtu (11/3/2023).

“Maka dari itu, saya mengajak kepada seluruh petani di Tanah Air karena ini airnya masih ada dan masih ada hujan. Nanti setelah dipanen, jangan diberi jeda lagi, langsung saja diolah dan tanam lagi karena ini airnya masih ada dan banyak,” ungkap Jokowi tuturnya dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (11/3/2023).

Jokowi juga mengimbau agar Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk menjaga keseimbangan harga gabah disaat petani serentak menggelar panen raya Nusantara.

Menurutnya, langkah ini penting dilakukan agar Badan Urusan Logistik (Bulog) mampu menyerap gabah kering panen (GKP) secara jelas dan wajar.

“Paling penting jangan sampai jatuh di bawah biaya produksi yang telah dikeluarkan oleh para petani. Panen raya kalau tidak dijaga harganya akan jatuh, baik gabahnya maupun berasnya. Jadi, harga gabah harus segera ditentukan jangan sampai harganya jatuh. Nanti akan diumumkan oleh Bapanas sehingga pembelian Bulog menjadi jelas,” ujar Jokowi.

Baca juga: Mentan SYL Dampingi Presiden Jokowi Panen Raya Padi di Ngawi

Penentuan harga, lanjut Jokowi, memang sulit untuk dilakukan. Sebab, perlu dilakukan penghitungan terlebih dahulu jumlah untung dan rugi dari hasil produksi yang ada.

Dengan demikian, petani, pedagang, dan masyarakat tidak mengalami kerugian akibat harga di petani yang rendah, tetapi pembelian di masyarakat tinggi.

“Memang permasalahan yang sulit itu ada di pemerintah yang menyeimbangkan harga di petani agar wajar. Artinya, petani bisa dapat keuntungan harga, pedagang juga mendapatkan keuntungan harga, dan konsumen atau masyarakat juga sama,” kata Jokowi.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan, penanaman serentak perlu untuk dilakukan mengingat pada April 2023, sawah-sawah di Indonesia akan menghadapi musim kemarau atau musim kering.

“Masalah cuaca menjadi perhitungan matang untuk melakukan percepatan penanaman. Saya berharap panen yang lebih cepat ini bisa memaksimalkan untuk serentak dilakukan, karena kita akan menghadapi cuaca kemarau panjang,” ujar Mentan SYL.

“Walaupun ternyata saat panen ini hujan masih terus ada, anomali cuaca harus benar-benar diperhitungkan dengan sebaik mungkin,” tambah Mentan SYL.

Baca juga: Panen Raya, Jokowi dan Mentan SYL Tinjau Kondisi Petani di Kebumen

Mentan SYL menjelaskan, produksi padi di Kabupaten Ngawi terbilang tinggi jika dibandingkan dengan daerah lainnya yang hanya memanen sebanyak 6 ton per ha.

Padahal, menurutnya, lahan di Kabupaten Ngawi tidak termasuk sawah irigasi karena hanya mengandalkan pompa air.

Halaman:


Terkini Lainnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com