Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Silicon Valley Bank, Giliran Credit Suisse Swiss yang Bermasalah

Kompas.com - 16/03/2023, 12:02 WIB

LONDON, KOMPAS.com – Setelah Silicon Valley Bank (SVB) di Amerika Serikat mengguncang dunia keuangan, kini Credit Suisse yang merupakan salah satu penyalur kredit terbesar kedua di Swiss, yang mengalami masalah.

Mengutip CNN, Credit Suisse telah diguncang skandal selama setahun terakhir dan membukukan kerugian selama lima kuartal berturut-turut. Hal ini ditambang dengan dengan rencana investor terbesar CS, Saudi National Bank, yang tidak akan menggelontorkan modal.

Namun demikian, pada Rabu (15/3/2023) waktu setempat, Bank sentral Swiss menyatakan siap memberikan dukungan dalam bentuk likuiditas dan modal kepada Credit Suisse .

Baca juga: Krisis Silicon Valey Bank, OJK: Tak Berdampak Langsung ke Industri Perbankan Indonesia

Kondisi kerugian yang terjadi tersebut juga mendorong harga saham Credit Suisse sempat anjlok hingga 30 persen pada perdagangan Rabu.

Dalam pernyataan bersama dengan regulator pasar keuangan Swiss FINMA, Bank Nasional Swiss (SNB) mengatakan Credit Suisse (CS) memenuhi persyaratan modal dan likuiditas yang ketat yang dikenakan pada bank-bank yang penting bagi sistem keuangan yang lebih luas.

“Jika perlu, SNB akan menyediakan likuiditas kepada CS,” kata regulator pasar keuangan.

Setelah kegagalan Silicon Valley Bank di AS minggu lalu, investor banyak yang masuk ke perbankan di Swiss. Namun demikian, rencana hengkangnya penyedia pendanaan, Bank Nasional Saudi membuat hal tersebut menjadi bumerang bagi investor.

"Bank di AS tidak menimbulkan risiko penularan langsung ke pasar keuangan Swiss. Tidak ada indikasi risiko penularan langsung untuk institusi Swiss karena gejolak saat ini di pasar perbankan AS,” kata otoritas Swiss.

Dikabarkan sebelumnya, Bank Nasional Saudi yang merupakan pemegang saham terbesar pada Credit Suisse, tidak akan menaikkan jumlah pendanaannya, setelah peningkatan modal musim gugur lalu. Chairman Bank Nasional Saudi Ammar Al Khudairy mengatakan, pihaknya tidak melakukan penambahan dana karena berbagai alasan.

“Jawabannya sama sekali tidak (menaikkan jumlah pinjaman), karena berbagai alasan. Saya akan mengutip alasan paling sederhana, yaitu peraturan dan undang-undang. Kami sekarang memiliki 9,8 persen saham bank, jika kami melampaui 10 persen semua jenis aturan baru akan diberlakukan, baik oleh regulator kami atau regulator Eropa atau regulator Swiss,” kata Ammar.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman:
Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+