Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Pertahankan Suku Bunga Acuan di 5,75 Persen

Kompas.com - 16/03/2023, 14:48 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan BI 7-day Reverse Repo Rate (DRRR) pada level 5,75 persen. Hal ini menjadi kali kedua secara berturut-turut bank sentral mempertahankan suku bunga acuan.

Dengan demikian, suku bunga deposit facility pun bertahan di level 5 persen dan lending facility tetap di level 6,5 persen.

"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada tanggal 15 dan 16 Maret 2023 memutuskan untuk mempertahankan BI7DRRR sebesar 5,75 persen," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Kamis (16/3/2023).

Baca juga: Kandidat Gubernur BI dan Harapan Suku Bunga Rendah dari Presiden

Ia mengatakan, keputusan tersebut tetap konsisten dengan arah kebijakan moneter preemptive dan forward looking untuk memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi dan inflasi ke depan.

Perry meyakini, suku bunga acuan yang sebesar 5,75 persen memadai untuk memastikan inflasi inti tetap berada dalam kisaran 3 persen plus minus 1 persen pada semester I-2023.

Bank sentral menyadari ketidakpastian pasar keuangan global tengah meningkat. Hal ini disebabkan oleh tutupnya 3 bank di AS.

Meskipun demikian, prospek pertumbuhan ekonomi nasional diyakini masih terjaga. Perry bilang, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi mencapai level atas pada kisaran 4,5 persen hingga 5,3, persen.

"Di dalam negeri pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat didorong peningkatan permintaan domestik dan ekspor. Konsumsi rumah tangga makin kuat sejalan dengan meningkatnya mobilitas di seluruh wilayah, penjualan eceram dan membaiknya keyakin konsumen," tutur dia.

Selain itu, pergerakan nilai tukar rupiah dinilai masih terjaga di tengah fluktuasi pasar keuangan global. Sejak awal tahun hingga 15 Maret 2023, BI mencatat, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS masih menguat 1,32 persen.

"Ke depan Bank Indonesia memperkirakan stabilitas nilai tukar rupiah akan tetap terjaga sejalan dengan prospek pertumbuhan ekonomi yang tinggi, inflasi yang rendah, surplus transkasi berjalan serta imbal hasil surat utang yang menarik," ucapnya.

Baca juga: Inflasi AS Sentuh 6 Persen, The Fed Diramal Bakal Naikkan Suku Bunga Lagi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com