Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Tes Psikotes Menentukan Diterima Kerja?

Kompas.com - 19/03/2023, 07:02 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Saat melamar kerja, pelamar hampir selalu dihadapkan pada tahapan tes psikotes. Bagi sebagian orang, psikotes bahkan jadi momok menakutkan lantaran seringkali gagal masuk seleksi sebelum ke tahapan interview.

Saking seringnya menemukan tes psikotes dalam rekrutmen karyawan di perusahaan-perusahaan Indonesia, sangat mudah menemukan buku-buku latihan psikotes di toko buku.

Tes psikotes sendiri seringkali dikaitkan dengan tes kepribadian, tes IQ, hingga nalar berpikir. Namun tak sedikit pula anggapan kalau tes ini hanyalah formalitas belaka yang kontribusinya tidak terlalu signifikan dalam penilaian keputusan penerimaan calon karyawan.

Lantas, Apakah tes psikotes menentukan diterima kerja?

Pakar Career Development, Audi Lumbantoruan, mengungkapkan sebenarnya tidak banyak perusahaan yang memberikan bobot besar pada tes psikotes saat membuka proses rekrutmen.

Baca juga: Lamar Kerja Lebih Baik Pakai CV Bahasa Inggris atau Indonesia?

Tes psikotes, kata Audi, memang penting untuk dilalui. Namun jarang sekali digunakan jadi pertimbangan utama dalam menerima pegawai. Ini mengingat psikotes cenderung digunakan jadi saringan awal bagi karyawan di tahapan seleksi.

"Jadi sebenarnya banyak perusahaan yang tidak memperdulikan hasil tes psikotes. Paling menentukan dalam pertimbangan penerimaan tentu ada di proses interview, terutama interview dengan user," jelas Audi kepada Kompas.com.

Menurutnya, psikotes masih banyak digunakan perusahaan untuk melakukan filter pada kandidat karyawan yang jumlahnya terlalu banyak.

Namun bukan berarti tes psikotes ini tidaklah penting. Istilahnya, kata dia, dipakai banyak perusahaan untuk proses seleksi alam.

Baca juga: Apa Saja Manfaat NPWP Istri Ikut Suami?

"Jadi biasanya pelamar kan jumlahnya banyak, apalagi perusahaan besar. Nah psikotes lebih dipakai untuk screening saja. Screening kan selain psikotes macam-macam, ada juga digabung dengan nilai IPK," kata dia.

Audi yang juga Head of People and Organization Capability Development Division Siloam Hospital ini mengungkapkan, screening dilakukan lantaran banyak perusahaan tak mau dipusingkan dengan banyaknya lamaran yang masuk.

Apalagi dari lamaran yang masuk, komptensi yang dimiliki pelamar tak jauh berbeda. Tahapan paling penting untuk mengetahui kompetensi karyawan, umumnya ada di tahap wawancara.

Sementara menyeleksi ratusan atau bahkan ribuan calon karyawan yang melamar di awal dengan proses interview, tentu bakal sangat merepotkan dan memakan biaya tinggi. Sehingga, meski tak jadi penilaian utama dalam penerimaan karyawan, opsi tes psikotes tetap dipilih perusahaan.

Baca juga: Mengapa Harga Emas Terus Naik dari Tahun ke Tahun?

Ini pula yang menyebabkan banyak tes psikotes dilakukan di tahap paling awal dalam proses panjang rekrutmen.

"Intinya banyak perusahaan nggak mau repot karena banyaknya pelamar. Jadi dipakailah psikotes. Hasil psikotes dipakai buat screening, karena paling menentukan ada di interview, lalu kemudian di proses assesment," terang Audi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Whats New
Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Whats New
Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Whats New
Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com