Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harapan Pedagang "Thrifting" Pasar Senen: Jangan Dibumihanguskan, Mau Dipajak Silakan, Kami Tidak Gentar

Kompas.com - 31/03/2023, 09:00 WIB
Elsa Catriana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Laura salah satu pedagang pakaian bekas impor alias thrifting di Pasar Senen mengeluhkan kebijakan pemerintah yang melarang menjual pakaian bekas impor di Tanah Air.

Dia bilang, sekalipun Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki bersama Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifi Hasan datang ke Pasar Senen untuk berdialog, pemerintah sama sekali tidak memberi kejelasan dan solusi yang diinginkan oleh pedagang.

"Tak ada kejelasan, enggak ada solusinya. Intinya kami tadi berharap Pak Mendag dan Menteri Koperasi untuk membantu kami para pengecer masuk ke dalam UKM, tidak membumihanguskan pakaian second ini," ujarnya saat dijumpai Kompas.com, Kamis (30/3/2023).

Baca juga: Saya Tidak Merugikan Pemerintah, Kenapa Thrifting Harus Dihanguskan?

Sekalipun pemerintah juga masih memberikan kelonggaran kepada para pedagang thrifting di Pasar Senen untuk menghabiskan jualannya, Laura juga masih tetap kecewa.

"Emangnya hidup saya untuk sebentar? Berarti kalau stok barang habis enggak bisa jualan lagi? Apa yang mau dijual? Mendingan jual Aqua resmi, kan lanjut hidup tapi saingan saya jualan semua nanti siapa yang beli?," kata Laura sambil mengerutkan sedikit dahinya.

"Jadi enggak ada yang salah dengan pakaian second ini asal diatur dengan legal, masukkan ke koperasi dan ukm, kami siap. Jangan dibumihanguskan kehidupan kami gimana?" sambung Laura.

Baca juga: Menkop UKM: Thrifting Membunuh Tukang Jahit, Designer hingga Pembuat Resleting

Sementara itu terkait upaya pemerintah yang tengah memfasilitasi para pedagang di Pasar Senen untuk beralih usaha yang sebelumnya berdagang baju impor bekas menjadi menjual produk UMKM, tetap dinilai tidak menjadi jalan keluarnya. Sebab menurut dia, keuntungannya tidak akan sebanding ketika dia tetap berjualan thrifting.

Laura sendiri sudah 25 tahun berdagang thrifting. Bahkan dia sendiri berhasil menguliahkan anaknya dari hasil jualan thrifting.

"Emang bisa dijamin saya untung dengan alih usaha itu? Saya tidak merugikan pemerintah dan meminta lowongan kerja, saya mandiri dalam kehidupan, kenapa harus dihanguskan? Ayo dong rangkul para pengecer ini jangan anguskan rakyat ini," kata Laura dengan nada suara yang sedimit lebih tinggi sambil menyeka keringat di dahinya.

Baca juga: Thrifting Dinilai Merusak Pasar UMKM


Laura juga menilai, berjualan produk lokal bukanlah langkah yang tepat.

Dia mencontohkan, di Pasar Tanah Abang banyak pedagang yang berjualan produk lokal namun gulung tikar lantaran tidak laku.

"Lihat itu Tanah Abang jual produk lokal, mati (tutup) gedungnya, enggak jalan. Kami hanya mau dirangkul, dengan tidak membumihanguskan pakaian second ini. masukkan kami ke anggota UKM dengan dengan pakaian second, mau dipajak silakan, kami tidak gentar, kami tidak diganggu dengan pikiran negatif, dicari polisi, dicari ini, kalau kami sudah jelas kena pajak kami siap dengan diatur kuota bal," kata Laura.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Whats New
Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Whats New
Penempatan di IKN, Pemerintah Buka Formasi 14.114 CPNS dan 57.529 PPPK

Penempatan di IKN, Pemerintah Buka Formasi 14.114 CPNS dan 57.529 PPPK

Whats New
Daftar 8 Instansi yang Buka Lowongan CPNS 2024 Lewat Sekolah Kedinasan

Daftar 8 Instansi yang Buka Lowongan CPNS 2024 Lewat Sekolah Kedinasan

Whats New
Harga Emas Terbaru 4 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 4 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Mendag Sebut Rumah Potong Hewan Wajib Punya Sertifikat Halal Oktober 2024

Mendag Sebut Rumah Potong Hewan Wajib Punya Sertifikat Halal Oktober 2024

Whats New
Keluar di Gerbang Tol Ini, Bekasi-Yogyakarta Hanya 8 Jam 8 Menit

Keluar di Gerbang Tol Ini, Bekasi-Yogyakarta Hanya 8 Jam 8 Menit

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Sabtu 4 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Sabtu 4 Mei 2024

Spend Smart
Antisipasi Darurat Pangan, Kementan Bagikan Pompa Irigasi Gratis di Jawa Timur

Antisipasi Darurat Pangan, Kementan Bagikan Pompa Irigasi Gratis di Jawa Timur

Whats New
OJK Cermati Aksi Jual Saham oleh Asing di BEI

OJK Cermati Aksi Jual Saham oleh Asing di BEI

Whats New
Sekjen ASEAN Ucapkan Selamat atas Capaian Proses Aksesi Indonesia ke OECD

Sekjen ASEAN Ucapkan Selamat atas Capaian Proses Aksesi Indonesia ke OECD

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com