Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Dunia Naik Didukung Pelemahan Dollar AS dan Sorotan Data Inflasi

Kompas.com - 31/03/2023, 09:21 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga emas dunia naik hampir 1 persen pada akhir perdagangan Kamis (30/3/2023) waktu setempat, atau Jumat pagi WIB. Kenaikan itu didukung pelemahan dollar AS dan imbal hasil obliasi AS yang lebih rendah.

Selain itu, didorong ekspetasi pasar terhadap arah kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) seiring akan rilisnya data inflasi AS.

Mengutip Mining.com, harga emas berjangka Comex New York Exchange naik 0,7 persen ke level 1.977,70 dollar AS per ons. Sementara harga emas di pasar spot naik 0,9 persen menjadi di level 1.980,83 dollar AS per ons.

Baca juga: Harga Emas Dunia Tergelincir karena Meredanya Kekhawatiran Krisis Sektor Perbankan

Indeks dollar AS merosot 0,5 persen, membuat harga emas batangan menjadi lebih murah dan menarik bagi pemegang mata uang lainnya. Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS atau U.S Treasury bertenor 10-tahun juga melemah.

"Sebagian besar reli ini terus menjadi reli jangka pendek. Katalisatornya di sini adalah ekspektasi berkelanjutan bahwa suku bunga di AS akan naik," ujar Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas di TD Securities.

Data inflasi AS akan dirilis pada Jumat ini, yang mana akan menjadi salah satu acuan The Fed dalam menentukan kebijakan suku bunga pada Mei 2023 mendatang. Investor pun tengah fokus pada data-data ekonomi AS tersebut.

Menurut alat CME FedWatch, pasar memperkirakan peluang sekitar 50-50 untuk The Fed mempertahankan suku bunga pada level saat ini di pertemuan bulan Mei.

Adapun FedWatch merupakan alat yang menjadi barometer bagi pelaku pasar untuk mengukur ekspektasi perubahan kebijakan The Fed jelang pertemuan FOMC.

Baca juga: Harga Emas Dunia Naik Tipis Didorong Pelemahan Dollar AS

Sebelumnya, pemimpin Federal Reserve Bank of Boston, Susan Collins mengatakan, sepertinya hanya akan ada satu kali kenaikan suku bunga lagi di tahun ini.

Sementara Presiden Richmond Fed Thomas Barkin mengatakan, inflasi masih terlalu tinggi dan mungkin butuh waktu lebih lama dari yang diperkirakan untuk bisa turun sesuai target.

Sebagai informasi, kenaikan suku bunga memang meningkatkan risiko pelemahan ekonomi, sehingga emas yang dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan gejolak ekonomi, akan diminati investor.

Namun di sisi lain, emas juga sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga, lantaran meningkatkan kerugian bagi investor karena aset ini tidak memberikan imbal hasil, berbeda dengan saham dan obligasi yang memiliki imbal hasil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

Work Smart
Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Whats New
Cadangan Devisa RI  Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Cadangan Devisa RI Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Whats New
Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Whats New
Luhut Optimistis Upacara HUT RI Ke-79 Bisa Dilaksanakan di IKN

Luhut Optimistis Upacara HUT RI Ke-79 Bisa Dilaksanakan di IKN

Whats New
Perkuat Distribusi, Nestlé Indonesia Dukung PT Rukun Mitra Sejati Perluas Jaringan di Banda Aceh

Perkuat Distribusi, Nestlé Indonesia Dukung PT Rukun Mitra Sejati Perluas Jaringan di Banda Aceh

BrandzView
Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Whats New
Harga Emas Dunia Turun di Tengah Penantian Pasar

Harga Emas Dunia Turun di Tengah Penantian Pasar

Whats New
Resmi Melantai di BEI, Saham Emiten Aspal SOLA Naik 30 Persen

Resmi Melantai di BEI, Saham Emiten Aspal SOLA Naik 30 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com