Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut: Hubungan Indonesia-China karena Perkawanan yang Setara dan Saling Percaya

Kompas.com - 05/04/2023, 19:40 WIB
Ade Miranti Karunia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, prinsip kesetaraan dan berkeadilan seharusnya jadi landasan bagi hubungan kerja sama antar negara, sehingga tidak boleh ada yang merasa lebih daripada yang lain.

"Begitupun hal nya dengan hubungan antara Indonesia dan Tiongkok yang terjalin karena perkawanan yang setara dan rasa saling percaya," sebut Luhut, dikutip dari akun resmi Instagramnya, Rabu (5/4/2023).

Luhut yang sedang berkunjung ke China ini menyebutkan bahwa dirinya melakukan pertemuan dengan seorang diplomat tertinggi China yang sekaligus sahabatnya. Pertemuan itu Luhut bagikan lewat postingan Instagram. Tampak dalam postingan itu, Wang Yi merangkul lengan Luhut.

Baca juga: Luhut Ajak Ketua Komisi Pembangunan China Zheng Shanjie Lihat Langsung Proyek KCJB dan IKN

"Salah satu pertemuan yang saya nantikan selama kunjungan ke Tiongkok adalah pertemuan kemarin bersama sahabat saya, H.E. Wang Yi yang sekarang menjadi diplomat tertinggi mewakili Tiongkok," kata dia

"Kami bicara mengenai banyak hal terkait kepentingan Indonesia dan Tiongkok di beberapa proyek kerja sama, seperti GMF-BRI dan South-South Cooperation," tambah dia.

Menurut Luhut, Wang Yi pun menganggap Indonesia sebagai partner yang setara. Hal ini sebut dia, penting karena berarti keduabelah pihak sejalan tentang satu hal.  "Yakni melihat suatu negara dari outcome yang mereka hasilkan untuk meningkatkan taraf hidup warga negaranya, lepas dari apapun perbedaan ideologi negara tersebut," ucap Luhut.

Hal itu sebut Luhut, tercermin dalam kerja sama pengembangan kendaraan listrik.

"Seperti mengenai pengembangan Electric Vehicle, mereka ingin kolaborasi antara kedua negara makin dekat, karena indonesia punya market dan material (Lithium Battery dan Hidrogen), sementara mereka punya CATL yang sudah diakui dunia sebagai produsen baterai dengan teknologi paling mumpuni," ujarnya.

"Untuk itu dirinya akan mengusulkan ke Presiden Jokowi agar mengirim lebih banyak mahasiswa Indonesia belajar ke China. "Bukan hanya vocational training saja tetapi belajar pengembangan teknologi EV hingga akhirnya bisa kita implementasikan di Indonesia," katanya.

Luhut juga mengungkapkan kebahagiaannya karena dalam kunjungannya di China, dirinya disambut dengan begitu bersahabat oleh pihak Negeri Tirai Bambu itu.

"Yang paling membahagiakan dari perjalanan ini bagi eksekutor tugas seperti saya adalah kami disambut begitu bersahabat di sini. Semua target dan ekspektasi yang sudah kami siapkan dari Indonesia akhirnya terlampaui bahkan lebih," kata dia.

"Ini semua tak lepas dari leadership Presiden Joko Widodo yang membuat bangsa ini sangat diperhitungkan di mata dunia. Bahwa yang paling krusial dalam berhasilnya diplomasi dan hubungan antar negara adalah persahabatan dan mutual gain trust yang terus dipelihara dan tidak boleh dicederai sedikitpun," lanjut Luhut.

Sebelumnya, Luhut juga telah bertemu dengan Ketua Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional Tiongkok (NDRC) Zheng Shanjie.

Keduanya membahas terkait proyek yang telah dikerjasamakan sebelumnya, seperti Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) dan herbal centre. Dia pun berupaya merayu serta mengajak China untuk berinvestasi di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca juga: Luhut Akan Rapat Bahas Hasil Audit Impor KRL Bekas dari BPKP

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com