Sudah begitu, harapan mengais sejumput pundi-pundi dari hajatan Piala Dunia U-20 2023 pun sirna. Tak akan ada kerumunan berjubel menyaksikan pertandingan dan membelanjakan uang selama hajatan untuk rupa-rupa konsumsi, akomodasi, dan cendera mata.
Baca juga: Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023: Dari Kronologi hingga Dampak Ekonomi
Maka, tinggal kepada Ramadhan dan Lebaran-lah harapan—untuk menjaga laju pertumbuhan ekonomi tak jatuh terpuruk—disandarkan.
Dari tahun ke tahun, Ramadhan dan Lebaran selalu jadi andalan musiman untuk mendongkrak perekonomian. Perkecualian hanya pada masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) selama pandemi Covid-19.
Tampak sebagai tradisi, takjil adalah contoh kasat mata perputaran ekonomi riil di keseharian setiap menjelang buka puasa selama Ramadhan.
Lalu, ada tunjangan hari raya (THR). Untuk aparatur negara dan pensiunan saja, THR 2023 akan menambah guyuran dana beredar Rp 38,9 triliun. Ini belum lagi THR untuk buruh dan pekerja swasta.
Baca juga: Naskah Lengkap PP Nomor 15 Tahun 2023: Aturan THR 2023 bagi ASN, TNI, Polri, dan Pensiunan
Satu lagi, mudik. Sudah, ini panjang nian ceritanya dari sisi ekonomi.
Transportasi, oleh-oleh, penginapan, akomodasi, dan segala pernak-pernik kebutuhan Lebaran sudah pasti mengedarkan uang. Bahkan saat ini, perbaikan infrastruktur menyambut mudik pun sudah masuk kategori penggerak ekonomi.
Menjadi lebih istimewa karena mudik sekaligus mengalirkan uang ke daerah, tak berkutat di sentra-sentra utama ekonomi. Pemerintah memperkirakan pada Lebaran 2023 akan ada pergerakan 123 juta pemudik, menjadi proyeksi rekor baru mudik dalam satu dekade.
Baca juga: Mudik Lebaran, Pulang Menjemput Keajaiban Maaf...
Sebelumnya, mudik Lebaran 2022 sudah mencatatkan rekor dalam 10 tahun terakhir. Setelah pada 2020 dan 2021 praktis mudik tak optimal karena ada PPKM, pada 2022 tercatat 85 juta orang mudik, dengan 14 juta di antaranya bergerak keluar dari kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
Patut jadi gambaran tambahan, alokasi uang beredar dari Bank Indonesia untuk Lebaran 2023 saja mencapai Rp 195 triliun. Angka ini setara hampir 8 persen Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 yang senilai Rp 2.463 triliun.
Baca juga: BI Siapkan Uang Tunai Rp 195 Triliun untuk Kebutuhan Lebaran 2023
Sebagaimana dikutip Kompas.id, Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, memperkirakan total peredaran uang selama Lebaran 2023 mencapai Rp 243 triliun. Ini naik dari Rp 221 triliun pada 2022.
Josua pun memproyeksikan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2023 tumbuh sampai 5 persen dengan momentum Ramadhan dan Lebaran 2023 di dalamnya. Namun, Josua mengingatkan risiko inflasi juga ada, mengingat permintaan yang melejit pada periode ini.
Senada, Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA), David Sumual, menyebut ada peningkatan daya beli masyarakat pada waktu bersamaan selama Ramadhan dan Lebaran 2023. Ini berpotensi memperlancar perputaran ekonomi, yang menurut dia bisa membawa ekonomi Indonesia tumbuh di kisaran 4,6-5 persen pada kuartal II/2023.
Baca juga: Diprediksi Ada 4,4 Juta Pemudik Tinggalkan Ibu Kota Pakai Kendaraan Pribadi
Apa pun risiko ketidakpastian global yang masih di depan mata, semoga Ramadhan dan Lebaran tak hanya menjadi momentum ibadah buat umat Islam.
Dengan segala kekhasannya, bulan puasa dan lebaran bisa jadi adalah penyangga natural ekonomi pada hari-hari ini untuk mewujudkan target pertumbuhan ekonomi 5,3 persen pada 2023.
Tabik.
Naskah: KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.