Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/04/2023, 09:06 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pria memalsukan kode batang (barcode) Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) untuk kotak-kotak amal di beberapa masjid daerah Jakarta Selatan.

Aksi penipuan ini tertangkap kamera CCTV tatkala pelaku melakukan aksinya di Masjid Nurul Iman Blok M Square pada Kamis (6/4/2023).

Cuplikan video ini pun langsung viral diperbincangkan warganet di media sosial. Bahkan beberapa warganet dapat dengan mudah menemukan identitas pelaku.

Baca juga: Mengenal Apa Itu QRIS dan Cara Menjadi Merchantnya

Video aksi pelaku yang terekam CCTV ini viral di media sosial Twitter dan telah diunggah oleh beberapa akun Twitter. Salah satunya akun Twitter @TechmenID yang diunggah pada Minggu (9/4/2023).

Dalam video yang diunggah akun itu, terlihat seorang pria menghampiri kotak-kotak amal di Masjid Blok M Square.

Pria tersebut sempat menoleh ke kanan dan kiri untuk memastikan tidak ada yang melihat, lalu menempelkan kode QRIS yang dia bawa di sakunya ke masing-masing kotak amal.

Adapun rekaman CCTV itu tertanggal 6 April 2023.

"Lebih hati-hati kepada para pengurus dkm dan jemaah masjid, karena ada upaya pemalsuan QRIS untuk kotak amal masjid," tulis akun Twitter @TechmenID.

1. Beraksi di tiga wilayah

Dikutip dari Megapolitan Kompas.com, aksi penipuan dengan modus menempelkan QRIS palsu di kotak amal masjid ditemukan di tiga wilayah Jakarta Selatan.

Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Irwandhy menjelaskan, temuan tersebut berdasarkan hasil penyelidikan sementara bersama jajaran Polsek di wilayah Jakarta Selatan.

"Untuk saat ini indikasinya sudah lebih dari satu lokasi. Ada di Kebayoran lama, ada juga di Pondok Indah, dan Kalibata. Jadi ada beberapa lokasi," ujar Irwandhy kepada wartawan, Senin (10/4/2023).

Saat ini, kata Irwandhy, penyidik Polres Metro Jakarta Selatan sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk menyelidiki aksi penipuan tersebut.

Dari catatan Kompas.com, penipuan terjadi di Masjid Agung Al-Azhar, Kebayoran Lama, dan Masjid Nurul Iman, Blok M Square, Jakarta Selatan.

2. Pelaku diduga orang yang sama

Pelaku penipuan bermodus penempelan QRIS palsu di kotak amal sejumlah masjid di Jakarta Selatan diduga orang yang sama.

Irwandhy menjelaskan, dugaan tersebut berdasarkan hasil penyelidikan yang dilakukan penyidik di jajaran Polsek di Jakarta Selatan.

"Sementara kami duga masih orang yang sama," ujar Irwandhy kepada wartawan di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Senin (10/4/2023).

Saat ini, kata Irwandhy, penyidik masih mengidentifikasi sosok terduga pelaku dari rekaman CCTV yang didapatkan dari lokasi kejadian.

"Dari CCTV tersebut lah kami coba menganalisa dengan metode metode investigasi scientific yang kami miliki," kata Irwandhy.

3. Ada 2 kode QRIS palsu

Berdasarkan penelusuran Kompas.com pada Senin (10/4/2023), QRIS palsu itu ternyata terhubung dengan rekening bank cabang Kota Medan dan Kota Administrasi Jakarta Selatan.

Hal itu dibuktikan usai Kompas.com memindai dua QRIS palsu yang diberikan pihak Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) menggunakan aplikasi GO-JEK.

Dalam QRIS palsu pertama yang dipindai, barcode dengan nama "Restorasi Masjid" itu terafiliasi dengan platform LinkAja dan beralamat di Kota Medan.

Sementara, barcode QRIS palsu lainnya atas nama "Restorasi Mesjid" berafiliasi dengan Bank Nobu yang beralamat di Kota Administrasi Jakarta Selatan.

4. Kode QRIS teregistrasi sebagai merchant reguler

Bank Indonesia (BI) menemukan kode QRIS yang digunakan pelaku tidak memenuhi persyaratan sebagai kode QRIS untuk merchant tempat ibadah atau donasi sosial.

Pasalnya, kode QRIS ini saat didaftarkan tidak menyertakan dokumen tambahan untuk memastikan merchant tersebut benar merupakan tempat ibadah atau donasi sosial.

BI memerlukan dokumen tambahan ini lantaran QRIS untuk merchant tempat ibadah atau donasi sosial tidak akan dikenakan tarif MDR 0 persen ke merchant tersebut.

"Pada case dugaan penyalahgunaan QRIS pada salah satu rumah ibadah di Jakarta, pelaku mendaftar sebagai merchant QRIS dengan nama restorasi masjid, namun merchant tersebut tidak terdaftar sebagai tempat ibadah melainkan merchant reguler," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono saat dihubungi Kompas.com, Senin.

5. BI blokir QRIS pelaku

Atas dasar penyalahgunaan QRIS itulah, kode QRIS pelaku diblokir oleh BI.

"Saat ini sudah dilakukan pemblokiran terhadap QRIS tersebut sehingga tidak dapat digunakan lagi oleh PJP (penyedia jasa pembayaran) terkait," ucapnya.

Namun, saat Kompas.com tanyai apakah dengan pemblokiran ini pelaku otomatis tidak bisa mendaftarkan QRIS selamanya, BI tidak menjawab.

Baca juga: Deputi Gubernur BI Terpilih Janji QRIS Bisa Dipakai di Arab Saudi

6. PJP, merchat, dan masyarakat diminta berhati-hati

Erwin bilang, BI sudah mengkomunikasikan kepada seluruh PJP untuk mewaspadai modus pemalsuan QRIS serupa dengan melakukan edukasi kepada merchant.

Hal ini berdasarkan ketentuan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) terkait pedoman komunikasi merchant QRIS, PJP wajib untuk melakukan edukasi kepada merchant. Salah satunya adalah mengenai keamanan kode QRIS yang ditampilkan di tempat umum.

"PJP harus melaksanakan ketentuan ASPI terkait pedoman edukasi untuk merchant dan pengguna QRIS agar dapat meningkatkan keamanan transaksi QRIS," ucapnya.

Selain itu, BI mengimbau dari sisi merchant harus selalu memperhatikan keamanan transaksi dan kebenaran ORIS yang ada di lokasinya sehingga QRIS yang ditampilkan memang benar QRIS milik merchant yang bersangkutan dan belum mengalami penggantian atau perubahan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

"Merchant perlu memastikan secara berkala bahwa kode QRIS yang ditampilkan adalah benar miliknya dan bukan QRIS milik orang lain," jelasnya.

Sementara untuk masyarakat umum, BI mengimbau untuk selalu memperhatikan informasi pada QRIS yang dipindai memang menampilkan nama merchant yang sesuai dengan tujuan transaksi dimaksud pada saat bertransaksi QRIS.

"Kami mengimbau kepada masyarakat, merchant dan PJP untuk bersama-sama meningkatkan keamanan dalam bertransaksi menggunakan QRIS," tutur Erwin.

Baca juga: Ramai di Medsos QRIS Dibaca KRIS atau Kiyuris, Mana yang Benar Menurut BI?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com